REPUBLIKA.CO.ID, Kelompok Taliban mengklaim bahwa Presiden Amerika Serikat Barack Obama menjadi sasaran ledakan tiga bom yang mengguncang ibu kota Afghanistan, Kabul.
Para saksi mata mengatakan, sebuah bom mobil meledak di depan sebuah wisma asing di dekat bandara utama Kabul pada Rabu pagi (2/5). Setidaknya dua orang, termasuk seorang tentara pimpinan Amerika terluka dalam serangan itu.
Pada saat yang sama, Kedutaan Besar AS memperingatkan para stafnya untuk berlindung dan menjauh dari jendela setelah setidaknya dua ledakan lain terdengar di bagian timur ibukota.
Ledakan terjadi hanya beberapa jam setelah Obama mengakhiri kunjungan singkat ke Afghanistan, di mana ia menandatangani perjanjian dengan Presiden Hamid Karzai untuk memperpanjang kehadiran militer AS pasca tahun 2014.
Taliban mengatakan bahwa Presiden Obama adalah target serangan tersebut dan bersumpah akan melakukan serangan lebih besar.
Setelah penandatanganan kesepakatan itu, Obama berkunjung ke Pangkalan Udara Bagram di timur Afghanistan dan bertemu dengan tentara AS di sana. Dia juga memberikan pidato televisi sebelum mengakhiri kunjungan mendadak itu.
Obama mengatakan, Washington sedang membangun kerja sama abadi dengan Kabul untuk melatih pasukan Afghanistan guna membantu mereka bertanggung jawab penuh atas keamanan.