REPUBLIKA.CO.ID, GAZA -- Pembangunan tahap pertama untuk struktur RS Indonesia (RSI) di Gaza, Palestina kelar di ujung April 2012. Bukan berarti pekerjaan selesai sampai di sini. Pembangunan tahap kedua untuk pekerjaan Arsitektur dan ME (mechanical-electrical) sudah menanti. Dari total dana sebesar Rp 30 miliar, masih terselip kekurangan pendanaan sebesar Rp 9 miliar.
"Bantuan dari para donatur Indonesia yang masuk sebesar Rp 21 miliar. Pembangunan struktur tahap kedua memiliki tantangan yang tak kalah besarnya dari tahap pertama," terang salah satu relawan Medical Emergency Rescue Committe (MER-C) di Gaza, Nur Ikhwan Abadi, Kamis (3/5) dalam pernyataan persnya MER-C.
Jika di tahap pertama material pembangunan RSI yang dibutuhkan hanya berupa beton dan besi, maka di tahap kedua prosesnya lebih rumit. Pembangunan tahap kedua untuk arsitektur dan ME akan memerlukan banyak material yang didatangkan dari luar Gaza. Terlebih lagi material-material tersebut hampir semua diimpor melalui terowongan Gaza.
"Namun demikian kami sangat yakin akan pertolongan Allah. Dulu RSI ini awalnya adalah sebuah khayalan, namun dengan pertolongan Allah, khayalan itu kini sudah berbentuk nyata dan berdiri tegak di Gaza,"tegas Ikhwan.
Rencananya pembangunan tahap II RSI Gaza dimulai pada bulan Juni 2012. Sementara itu kendala pendanaan juga menjadi salah satu faktor penghambat dilanjutkanya tahap kedua. Dalam perencanaan awal, setelah selesai tahap pertama RSI ini dilanjutkan langsung dengan pembangunan tahap kedua. Namun, dananya belum memadai.
Di tengah wilayah Gaza yang sempit dan lahan yang terbatas, pemerintah Gaza menyambut baik rencana program pembangunan RS di wilayah mereka dengan mewakafkan lahan seluas 16.000 m2 kepada MER-C Indonesia untuk pembangunan RSI. "Selain itu, teman-teman seperjuangan dari negeri Khalifah Utsmaniyah Turki, juga memberikan dukungannya," jelas Ikhwan.