Selasa 08 May 2012 16:20 WIB

Demokrat Andalkan Survei untuk Tentukan Capres

Rep: Mansyur Faqih/ Red: Karta Raharja Ucu
Lambang Partai Demokrat
Foto: Dok Republika
Lambang Partai Demokrat

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Partai Demokrat belum membahas dan menentukan calon presiden yang bakal diusung untuk menggantikan Presiden SBY pada 2014 mendatang. Kendati begitu, Demokrat memastikan bakal menggunakan metode survei sebagai salah satu pertimbangan utama penentuan capres yang bakal diusung dari partai berlambang bintang Mercy itu.

"Survei akan jadi salah satu cara atau bagian yang jadi sebuah dasar untuk menambil keputusan. Tentu ada pertimbangan lain. Tapi yang pasti survei jadi salah satu faktor pengambilan keputusan," kata Wasekjen Partai Demokrat, Saan Mustopa di Kompleks Parlemen Senayan, Jakarta, Selasa (8/5).

Politisi kelahiran Karawang 5 Juli 1968 silam itu melanjutkan, survei itu dipercaya menjadi metode yang tepat untuk bisa melihat elektabilitas dan popularitas seorang tokoh. Ini penting karena terkait dengan peluang orang tersebut untuk dapat terpilih dalam pilpres.

Hanya saja, sebut Saan, hingga saat ini partainya belum berbicara soal pencapresan. Entah itu terkait figur, kriteria yang akan dijaring serta mekanisme penjaringan. Termasuk mengenai penentuan mekanisme konvensi terbuka untuk penjaringan.

Padahal, sebelumnya anggota Dewan Pembina Partai Demokrat, Ahmad Mubarok sudah memastikan kalau akan menggunakan mekanisme konvensi terbuka. Sehingga calon-calon dari luar partai memiliki kesempatan untuk dapat diusung oleh partai pemenang pemilu tersebut.

Menurut Mubarok, mekanisme konvensi itu akan diawali dengan dibukanya pendaftaran umum. Pada tahap ini, siapa saja yang merasa layak dapat mendaftarkan dirinya dan kemudian melalui tahap verifikasi.

Setelah itu, partai akan melakukan survei yang sistemnya mirip dengan referendum. Survei, akan dilakukan ke seluruh rakyat. "Sampai hari ini, kita berkomitmen sampai 2013 untuk menjadikan tahun kerja atau tahun politik. Soal capres, di ujung 2013 baru akan dibahas," ungkap politisi 43 tahun itu.

Hanya saja, masih kata Saan, partainya memang membuka ruang untuk para kader sehingga dapat menyampaikan gagasan terkait masalah politik nasional. "Jadi paparan Pak Mubarok itu hanya gagasan pribadi. Tapi partai memandangnya sebagai masukan untuk mengambil keputusan. Hanya saja memang saat ini belum membuat wacana soal capres," jelas anggota Komisi III DPR tersebut.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement