REPUBLIKA.CO.ID, ISLAMABAD - Pakistan Jumat mengatakan pihaknya akan menjadi tuan rumah perundingan dengan India menyangkut daerah Gletser Siachen yang disengketakan. Daerah ini disebut sebut sebagai medan tempur paling tinggi dunia pada 11-12 Juni di Islamabad.
Pasukan India dan Pakistan yang saling berhadapan di gletser pegunungan Kashmir yang disengketakan sejak tahun 1980an menyerukan diakhirinya sengketa setelah insiden salju longsor pada 7 April yang menguburkan 140 orang di satu kamp militer Pakistan.
"Siachen adalah bagian dari proses dialog antara India dan Pakistan dan perundingan tingkat menteri pertahanan mengenai Siachen akan diselenggarakan 11 dan 12 Juni di Islamabad," kata juru bicara kementerian luar negeri Moazzam Ahmad Khan kepada AFP.
"Kami ingin menyelesaikan semua masalah melalui dialog yang berorientasi pada keberhasilan dan bermanfaat, dan Siachen adalah satu masalah yang menjadi satu sumber kecemasan bagi kedua negara," tambah Khan.
Panglima militer Pakistan Jenderal Ashfaq Kayani, bulan lalu menyerukan dihentikannya konfrontasi dan mengatakan gletser itu harus didemiliterisasi.
Babak perundingan sebelumnya antara New Delhi dan Islamabad mengenai Siachen berakhir tanpa membuahkan hasil. Pakistan mengatakan penarikan pasukan adalah salah satu dari "beberapa usul" yang dibuat dalam proses dialog itu.
Menteri Pertahanan India A.A Antony mengemukan kepada parlemen pekan ini bahwa Pakistan akan mengumumkan posisi-posisi pasukannya sebelum dilakukan penarikan dapat dilakukan dan ia hati-hati tidak memberikan harapan-harapan yang tinggi.
"Jangan mengharapkan hasil-hasil yang dramatis (dari babak perundingan mendatang). Itu adalah satu masalah yang rumit," katanya.
India dan Pakistan tiga kali terlibat perang sejak anak benua itu dibagi dua tahun 1947. Kedua negara ini juga terlibat sengketa perbatasan dan sumber alam. India menuding Pakistan menjadi tempat kegiatan kelompok garis yang menentang mereka.