REPUBLIKA.CO.ID, YERUSALEM -- Pejabat senior Palestina, Sabtu (12/5), mengungkapkan, seorang utusan Israel menyerahkan surat kepada Presiden Palestina, Mahmud Abbas mengenai kemungkinan dilakukannya pembicaraan damai substantif.
Jika benar, hal itu akan menjadi bentuk komunikasi tingkat tinggi antara kedua belah pihak dalam beberapa bulan terakhir. Perwakilan Perdana Menteri Israel, Yitzhak Molcho, akan bertemu Mahmoud Abbas Sabtu malam, di pusat pemerintahan Palestina di Tepi Barat, Kota Ramallah.
Molcho akan menyampaikan tanggapan tertulis mengenai catatan yang diberikan negosiator Palestina kepada PM Israel, Benjamin Netanyahu bulan lalu. Catatan tersebut berisi upaya untuk memperjelas posisi kedua negara. Tapi seorang juru bicara pemerintah Israel menolak memberikan komentar terkait surat tersebut.
Komunikasi yang dilakukan secara tertulis tersebut, menunjukkan negosiasi dengan Palestina menemui jalan buntu. Empat bulan lalu, pertemuan awal antara pejabat Israel dan Palestina di ibukota Yordania, Aman juga terhenti.
Terakhir kali pembicaraan substantif juga gagal tiga tahun lalu. Sebagian besar membahas soal pemukiman Israel di Tepi Barat dan Jerusalem timur.
Para pejabat Palestina mengatakan, mereka tidak dapat bernegosiasi jika Israel melanjutkan membangun pemukiman di Tepi Barat. Mereka mengklaim, pembicaraan hanya bertujuan memperluas kehadiran Israel di Palestina. Israel mengatakan, pembicaraan harus dilanjutkan tanpa syarat. Semua isu, termasuk pemukiman Yahudi juga akan dibahas dalam pertemuan itu.