REPUBLIKA.CO.ID, TEL AVIV-- Menurut laporan harian Israel, Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu berjanji akan mendirikan Negara Palestina sejalan dengan solusi dua negara. Ia mengatakan melalui surat pada Presiden Palestina Mahmoud Abbas bahwa dia ingin memulai kembali perundingan sesegera mungkin.
Pemerintah Israel yang diwakili Netanyahu menuliskan dalam surat yang dikirim pada Presiden Abbas, Sabtu (12/5) lalu. Netanyahu mengatakan, Israel telah menciptakan kesempatan baru untuk menggerakan proses perdamaian ke depannya.
Sumber yang melihat surat Netanyahu pada Abbas mengatakan, surat tersebut merupakan janji resmi Netanyahu. Ini adalah dokumen resmi negara pertama terkait dengan pendirian negara Palestina sesuai solusi yang dicapai kedua negara.
Surat Netanyahu tersebut disampaikan ke Otoritas Palestina di Ramallah, Oleh utusan khususnya Molho Ishak. Molho disambut dan bertemu dengan Abbas selama 90 menit di Palestina. Setelah pertemuan tersebut, kedua perwakilan negara mengeluarkan pernyataan bersama. Perjanjian tersebut menyatakan Israel dan Otoritas Palestina berkewajiban mencapai perdamaian antar kedua negara.
Kunjungan Molho ke Palestina sebenarnya merupakan kunjungan balasan. Sebelumnya sekitar tiga minggu lalu Kepala Negosiator Palestina Saeb Erekat dan Kepala Intelijen Palestina Majed Faraj bertemu dengan Netanyahu, memberikan surat dari Abbas. Surat tersebut berisi tuduhan terhadap Netanyahu yang tak menganggap otoritas Palestina.
Netanyahu mengatakan pada Presiden Barack Obama dan menteri Luar Negeri AS Hillary Clinton, bahwa ia tak bisa memajukan proses perdamaian karena komposisi koalisi barunya. Clinton yang berbicara dengan Netanyahu pekan lalu mengatakan, ia ingin melihat bagaimana langkah Netanyahu kedepan setelah berkoalisi dengan partai Kadima.
Selama ini Netanyahu menyatakan dukungan pada solusi dua negara dalam pidatonya 2009 lalu. Namun hingga saat ini ia tak pernah membawa masalah tersebut dalam pemilu kabinet dan tidak pernah memasukan perihal tersebut dalam dokumen resmi.
Sementara itu, AS menekan Abbas untuk menggunakan surat sebagai alat untuk berkomunikasi langsung dengan Israel. AS melaporkan ingin kembali melihat pembicaraan antara Molho dan Erekat, yang pernah terjadi pada Januari lalu di Amman, di bawah perlindungan Raja Abdullah dari Yordania.
Namun, Komite Eksklusif Organisasi Pembebasan Palestina menampik pernyataan Netanyahu. Ia mengatakan, surat Netanyahu tak berisi jawaban jelas mengenai beberapa isu penting, seperti diantaranya penghentian kontsruksi di pemukiman Yerusalem Timur, pengakuan perbatasan yang direbut sejak 1967, dan pelepasan tahanan Palestina.