Kamis 17 May 2012 05:33 WIB

Inilah 'Surat Cinta' untuk Kedubes Barat di Pakistan

Bendera Pakistan
Foto: www.tiptoptens.com
Bendera Pakistan

REPUBLIKA.CO.ID, ISLAMABAD---Sejumlah kedutaan besar Barat di Islamabad menerima surat yang berisi bubuk mencurigakan dan ancaman untuk meracuni pasukan NATO di Afghanistan, kata beberapa pejabat Pakistan.

Kepala kepolisian Islamabad Bani Amin mengatakan kepada AFP, kedutaan-kedutaan itu menerima paket kecil yang berisi bubuk hitam, yang kemudian dianalisa di laboratorium.

Surat-surat yang dikirim itu mengatakan, "racun" akan disembunyikan di dalam perbekalan NATO jika Pakistan memutuskan mencabut blokade hampir enam bulan terhadap rute pengiriman bagi pasukan AS dan NATO yang memerangi Taliban di negara tetangga, Afghanistan.

Sejumlah pejabat senior keamanan Pakistan mengatakan kepada AFP, paket mencurigakan dikirim ke kedutaan-kedutaan Prancis, Australia dan Inggris.

"Kedutaan-kedutaan itu masing-masing menerima satu bungkus kecil. Masalahnya adalah kuantitasnya sangat kecil dan bahkan sulit untuk diuji. Tampaknya ada orang yang bertindak jail. Kami mengirim paket itu ke laboratorium," kata Amin kepada AFP.

Seorang diplomat di salah satu kedutaan itu mengatakan, surat itu ditulis dalam bahasa Inggris yang patah-patah dan mengancam akan membalas kematian militan di Afghanistan dengan meracuni pangan yang dikirim dalam konvoi kendaraan untuk pasukan Barat.

Pakistan menutup perbatasannya untuk konvoi perbekalan bagi pasukan NATO di Afghanistan pada November setelah serangan udara AS menewaskan 24 prajurit Pakistan di sebuah pos perbatasan.

Namun, perundingan dilakukan selama beberapa pekan ini untuk mencabut blokade itu dan pemerintah Pakistan pada Rabu menyatakan memerintahkan para pejabat untuk merampungkan sebuah perjanjian secepat mungkin.

Hubungan AS-Pakistan memburuk setelah pembunuhan Usamah bin Ladin dan serangan NATO di wilayah Pakistan.

sumber : Antara
BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement