Kamis 17 May 2012 18:30 WIB

'Lady Gaga Komprador Asing Antek Kapitalis'

Rep: M Akbar Widjaya/ Red: Karta Raharja Ucu
Lady Gaga
Foto: AP
Lady Gaga

REPUBLIKA.CO.ID, Jakarta -- Rencana penyanyi kontroversial Lady Gaga menggelar konser di Indonesia harus disikapi kritis masyarakat Indonesia. Hal ini karena konser musik yang melibatkan artis-artis dunia, tidak bisa dilepaskan dari misi ekonomi politik global negara-negara kapitalis.

“Lady Gaga itu merupakan bentuk komperador asing antek kapitalis,” kata seniman yang juga pemerhati budaya, Yocky Suryoprayogo saat berbincang dengan Republika di bilangan Cilandak Jakarta Selatan, Rabu (16/5).

Menurut Yocky, Lady Gaga maupun artis-artis asing yang pernah tampil di Indonesia, hanya membawa misi ekonomi industri. Mereka tidak pernah memikirkan dampak dari apa yang mereka pertontonkan kepada para penikmatnya. Dalam situasi ekonomi Indonesia sekarang, lanjut Yocky, dimana terjadi kesenjangan ekonomi yang luas antara si kaya dan si miskin.

Yocky menilai tidak sepatutnya konser Lady Gaga diselenggarakan di Indonesia. “Kepentingan mereka hanya duit,” sebut Yocky.

Sebagai orang yang telah malang melintang di dunia musik, Yocky menyatakan konser artis dunia selalu menciptakan transaksi ekonomi yang tidak sedikit jumlahnya. Sayangnya, banyak orang tidak menyadari bila sebagian besar keuntungan dari transaksi itu, hanya dinikmati segelintir agen-agen asing. Masyarakat menengah ke atas Indonesia, masih kata Yocky, sepatutnya menciptakan devisa ekonomi bagi kemajuan bangsanya bukan malah menyerahkan uang mereka untuk dibawa pergi artis-artis asing.

Lebih lanjut Yocky mengatakan, dari sisi eksistensi musik Indonesia, rencana konser penyanyi asal Amerika Serikat itu merupakan bentuk penjajahan terhadap perjuangan musisi Indonesia itu sendiri. Pasalnya, menurut Yocky banyak sekali musisi-musisi Indonesia yang berjasa besar bagi perjalanan musik Indonesia, tapi tidak pernah mendapatkan tempat di panggung-panggung industri. Mereka harus berjuang mati-matian untuk mendapat panggung yang layak.

“Penyanyi bule itu dalam sehari-dua hari tampil langsung dapat milyar-milyaran dan langsung membawa uang itu ke luar negeri. Lalu kita sebagai warga negara mau diam saja?” tanya Yocky.

Atas berbagai kontroversi yang terjadi seputar pelarangan izin konser Lady Gaga, Yocky berharap masyarakat Indonesia bisa menyikapinya secara cerdas. Masyarakat jangan terlibat dalam perdebatan yang bersifat provokatif dan hanya hanya akan menghabiskan energi semata.

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement