REPUBLIKA.CO.ID, TEHERAN -- Republik Islam Iran menyatakan, jika Dewan Keamanan (DK) PBB tetap menjatuhkan sanksi atas pengembangan program nuklir Teheran, Iran bersikukuh tetap melanjutkan program nuklirnya. Pembicaraan DK PBB terkait sanksi atas program nuklir Iran bakal berlanjut di Baghdad, Irak pada pekan depan.
Juru Bicara Kementerian Luar Negeri Iran, Ramin Mehmanparast mengatakan, pencabutan sanksi terhadap Iran, akan merubah pandangan Barat yang salah mengartikan Iran, beserta program nuklirnya. Menurutnya, sanksi yang diberikan kepada Iran tidak memiliki dasar hukum.
"Tidak seorang pun di Iran senang terhadap sanksi yang diberikan oleh Barat," kata Ramin seperti dilansir AFP, Sabtu (19/5).
Tapi, Ramin percaya sanksi yang dihadiahi Barat atas program nuklir Teheran tidak memiliki efek signifikan bagi pemerintahan Iran. Ditambahkannya, klaim Barat yang mengatakan perekonomian Iran terganggu pascapemberian sanksi, tidak lain adalah propaganda Barat dan perang psikologis semata.
"Jika Barat berpikir kami menyerah, sungguh mereka keliru," kata Ramin.
DK PBB yang disebut kelompok P5+1 (Amerika Serikat, Rusia, China, Inggris, Perancis, plus Jerman) bakal melakukan pembicaraan kedua dengan Iran terkait program pengembangan nuklirnya pada 23 Mei mendatang. Pertemuan tersebut untuk membicarakan ancaman nuklir Iran, yang diyakini Barat akan mengancam dunia. Sekaligus membicaran perluasan sanksi terhadap Iran.
Pertemuan tersebut adalah pertemuan kedua, setelah pertemuan yang ssama telah terjadi sebelumnya di Istanbul, Turki, April lalu, tapi mengalami kebuntuan.