Jumat 01 Jun 2012 10:14 WIB

Said Aqil: Pancasila Hasil Final Perjuangan Umat Islam

Rep: Esthi Maharani/ Red: Hafidz Muftisany
Said Aqil Siradj
Said Aqil Siradj

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ketua PBNU, Said Aqil Siroj menegaskan pendirian NU terhadap Pancasila. Ia mengatakan bagi NU, sebagaimana dirumuskan dalam Munas Situbondo 1983, Pancasila merupakan kristalisasi dari nilai-nilai akidah, syariah, dan akhlaq Islam Ahlusunnah Wal Jamaah.

"Oleh karena itu, pada Muktamar ke-27 di Asembagus Situbono pada 1984, NU tak ragu menegaskan bahwa Pancasila merupakan hasil final perjuangan umat Islam," katanya, Jumat (1/6).

Keputusan tersebut, lanjutnya, addalah keputusan monumental yang meneguhkan Pancasila sebagai ideologi Negara dan falsafah bangsa Indonesia. Sebagai konsekuensi dari sikap politik tersebbut, maka NU berkewajiban mengamankan peengertian yang benar tentang Pancasila dan pengamalannya secara murni dan konsekuen oleh semua pihak.

"Dengan demikian, tidak perlu ada aspirasi untuk mendirikan negara Islam, karena nilai-nilai dan aspirasi Islam telah diejawantakan dalam Pancasila," katanya.

Ia juga mengatakan mengingat pentingnya Pancasila ini dan mengingat keputusan yang telah ditetapkan oleh para pendiri bangsa ini yang mewakili seluruh elemen masyarakat, elemen agama dan elemen golongan, sebagai dasar dan falsafah dalam bernegara.

Maka siapa saja dan organisasi apa saja yang terang-terangaan bertentangan, apalagi melawan ideologi Pancasila, haruslan ditetapkan sebagai organisasi kriminal bahkan subversif. "Organisasi ini tidak boleh leluasa hidup mengembangkan ajarannya di negara Pancasila ini," katanya.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
يَسْتَفْتُوْنَكَۗ قُلِ اللّٰهُ يُفْتِيْكُمْ فِى الْكَلٰلَةِ ۗاِنِ امْرُؤٌا هَلَكَ لَيْسَ لَهٗ وَلَدٌ وَّلَهٗٓ اُخْتٌ فَلَهَا نِصْفُ مَا تَرَكَۚ وَهُوَ يَرِثُهَآ اِنْ لَّمْ يَكُنْ لَّهَا وَلَدٌ ۚ فَاِنْ كَانَتَا اثْنَتَيْنِ فَلَهُمَا الثُّلُثٰنِ مِمَّا تَرَكَ ۗوَاِنْ كَانُوْٓا اِخْوَةً رِّجَالًا وَّنِسَاۤءً فَلِلذَّكَرِ مِثْلُ حَظِّ الْاُنْثَيَيْنِۗ يُبَيِّنُ اللّٰهُ لَكُمْ اَنْ تَضِلُّوْا ۗ وَاللّٰهُ بِكُلِّ شَيْءٍ عَلِيْمٌ ࣖ
Mereka meminta fatwa kepadamu (tentang kalalah). Katakanlah, “Allah memberi fatwa kepadamu tentang kalalah (yaitu), jika seseorang mati dan dia tidak mempunyai anak tetapi mempunyai saudara perempuan, maka bagiannya (saudara perempuannya itu) seperdua dari harta yang ditinggalkannya, dan saudaranya yang laki-laki mewarisi (seluruh harta saudara perempuan), jika dia tidak mempunyai anak. Tetapi jika saudara perempuan itu dua orang, maka bagi keduanya dua pertiga dari harta yang ditinggalkan. Dan jika mereka (ahli waris itu terdiri dari) saudara-saudara laki-laki dan perempuan, maka bagian seorang saudara laki-laki sama dengan bagian dua saudara perempuan. Allah menerangkan (hukum ini) kepadamu, agar kamu tidak sesat. Allah Maha Mengetahui segala sesuatu.”

(QS. An-Nisa' ayat 176)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement