REPUBLIKA.CO.ID, SEMARANG -- Penerapan sistem uang kuliah tunggal Universitas Diponegoro (Undip) mendapat penolakan dari mahasiswa. Pasalnya, dengan sistem tersebut, uang kuliah bisa mencapai Rp 7 juta per semester.
Merasa keberatan, ratusan mahasiswa Undip menggelar aksi penolakan tersebut di depan gedung Widya Puraya Rektorat pada Jumat (1/6).
Orator demo Zulfikar Mufti (23 tahun) mengatakan, tarif tunggal akan sangat memberatkan mahasiswa. Perbedaan tarif tunggal dengan yang berlaku saat ini adalah pembayaran di muka dan biaya per semester.
"Saat ini uang pembangunan dibayar di muka, sedangkan jika tarif tunggal berlaku akan dibagi rata per semester," ujar mahasiswa FISIP tersebut.
Dampaknya, uang per semester pun akan besar. Zulfikar mengatakan, jika dihitung maka besarnya uang kuliah untuk FISIP dapat mencapai Rp 4 juta per semester. Bahkan Fakultas Hukum bisa mencapai Rp 7 juta per semester.
Rektor Undip Sudharto mengatakan sepakat dengan penolakan mahasiswa.
Menurutnya, tarif tunggal yang murah harus diperjuangkan. Rektor pun mengatakan akan membantu mahasiswa miskin dan menjadikan Undip sebagai universitas rakyat.
"Dari sekitar 8.000 calon mahasiswa ada sekitar 1.600 yang dibantu. Komitmen kami untuk membantu yang tidak mampu," ujarnya.