REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA - Tim 7 Summit Expedition 2010-2012 Indonesia tiba di Tanah Air, Jumat (1/6). Tim telah melakukan ekspedisi terakhirnya, mendaki dan mengibarkan bendera Merah Putih di puncak tertinggi dunia Everest (8.848 mdpl).
"Semua ini bisa berhasil sekarang karena kerja sama yang tim yang luar biasa," kata Ketua Harian Tim 7 Summit Yoppi Rikson Saragih dalam acara penyambutan di ruang exhibition APL Tower lantai 46, Jakarta, Jumat (1/6) malam. "Tim yang terdiri dari orang-orang yang tidak mempunyai pamrih. Mereka ingin menjadi 7 summiter dan mengibarkan merah putih dan bendera Wanadri di puncak-puncak dunia."
Tim 7 Summits Expedition 2010-2012 berhasil mengibarkan bendera Merah Putih di puncak Everest pada tanggal 19 Mei 2012 pukul 07.49 waktu Tibet-China. Pendakian tersebut dilakukan oleh empat pendaki yang dibagi menjadi dua tim yaitu Tim Utara dan Tim Selatan.
Tim Utara, beranggotakan Nur Huda dan Iwan Irawan, didampingi Camp Manager Galih Donikara, mendaki dari arah Tibet-China. Sedangkan Tim Selatan, beranggotakan Ardhesir Yaftebi dan Fajri Al Luthfi, didampingi Camp Manager Hendricus Mutter, tidak berhasil mencapai puncak dari arah Nepal.
Pendakian kemarin diakui sebenarnya cukup berat dan sempat menurunkan keyakinan tim karena cuaca juga sedang buruk. "Hanya saja pendaki di jalur utara tidak sebanyak yang di selatan. Jadi 'timing' buat pendakian pun kami masih di bawah waktu maksimal," kata salah satu pendaki tim 7 Summits Expedition Iwan Irawan.
Iwan, yang telah memimpikan untuk mencapai puncak Everest sejak 15 tahun yang lalu tersebut bersyukur bisa mewujudkan cita-citanya bersama tim 7 Summits Expedition. "Jangan takut untuk bermimpi. Ketika mimpi itu sudah kuat, pasti ada jalan," kata Iwan.\
Pendaki berusia 40 tahun tersebut pernah bergabung dengan Kopasus pada tahun 1997 untuk mendaki Everest lewat jalur selatan, namun usahanya terhenti di ketinggian 6.800 mdpl karena cuaca buruk. Rekan seperjalanan Iwan, Nur Huda berterima kasih kepada semua pihak yang telah mendukung usaha mereka hingga berhasil mencapai puncak tertinggi di dunia tersebut.
"Keberhasilan saya pun bukan karena kemampuan saya sendiri namun karena doa, dan banyaknya dukungan serta semangat yang diberikan orang-orang di sekitar.... Ketika melepas kami di bandara, mereka menitipkan pesan kepada saya, dan wajah-wajah merekalah yang selalu saya ingat dan itu bisa memberikan motivasi buat saya," kata Nur Huda.
Anggota Dewan Penasehat Tim 7 Summits Expediton, Kuntoro Mangkusubroto turut hadir sekaligus menutup acara penyambutan Tim 7 Summits Expedition di ruang exhibition APL Tower lantai 46, Jakarta.
"Salah satu hal yang menentukan adalah Tangan Tuhan. Kita harus selalu mengingat bahwa kehebatan dan keberhasilan kita bukan lah apa-apa tanpa Tangan Tuhan," kata Kuntoro.
Sebelumnya, para pendaki dari Wanadri tersebut telah mendaki enam puncak gunung tertinggi dunia antara lain Puncak Ndugu-Ndugu atau Cartenz Pyramid (4.884 mdpl) di Papua, Indonesia, Puncak Kilimanjaro (5.895 mdpl) di Tanzania, Puncak Elbrus (5.624 mdpl) di Rusia, Puncak Aconcagua (6.692 mdpl) di Argentina, Puncak Denali (McKinley) (6.194 mdpl) di Amerika Utara dan Vinson Massif (4.897 mdpl) di Antartika.