Penulis: Azzura Dayana
Penerbit: Republika
Cetakan: I, Maret 2012
Kategori: Novel
Tebal: viii + 380 halaman
ISBN: 978-602-7595-00-2
Awal karirnya Azzura Dayana dimulai tahun 2004. Selain menulis, Azzura Dayana (sering disapa Mbak Yana) adalah seorang backpacker dan pendidik. Buku-buku karya Azzura Dayana di antaranya, Alabaster (Gema Insani, 2004), Rumah Fosil (Gema Insani, 2004), Birunya Langit Cinta (Pro-U Media, 2006), Cinta Kembar Tiga (Lingkar Pena, 2007), Zukhruf Kasih (Lingkar Pena, 2009), dan Cinta Sang Penjaga Telaga (Pro-U Media, 2009). Cerpen-cerpennya juga dimuat dalam beberapa antologi, salah satunya adalah Bening Subuh Musi (FLP Sumsel, 2011). Salah satu puisinya juga terdapat dalam antologi Akulah Musi (DKSS, 2011) yang tergabung dengan 170 penyair Nusantara, Malaysia, Singapura, Thailand, Fhilipina, dan Brunei.
Novel ini mengisahkan seorang gadis desa kutu buku yang bernama Faras. Ia berasal dari desa Ranu Pane. Dalam perjalanannya kali ini, Faras hanya mengandalkan sebuah foto dan pesan singkat yang di sampaikan oleh teman melalui e-mail yang di kirimkannya, serta Faras tidak lupa meminta petunjuk kepada Allah. Tapi, setiap kali Faras membuka e-mail, temannya sudah berada di tempat lain. Namun, tidak terduga di saat dalam perjalanan Faras berkenalan dengan seorang gadis. Ia bernama Mareta.
Perkenalan Faras dan Mareta pun berlanjut hingga ke kota Makassar. Selama perkenalan dan perjalanan ke Makassar, keduanya menyimpan suatu rahasia dan sejuta pertanyaan.
Sesampainya di Makassar, Faras dan Mareta terpisah. Namun, di sana Faras menemukan sebuah jawaban. Jawaban yang tidak pernah ia duga sebelumnya. Apakah benar Ikhsan yang selama ia kenal telah berubah? Lalu, kemana pula ia saat ini? Faras tetap mengandalkan sebuah pesan singkat dari e-mail yang dikirimkannya. Walau, saat ini Faras memutuskan akan segera kembali ke desanya yaitu Ranu Pane bersama Mareta.
Di balik perjalanan panjang dari Makassar ke Ranu Pane, Mareta menjelaskan siapa yang sering di sebut-sebutnya Raja Monster. Ternyata, dugaan Faras tepat. Seseorang yang ternyata terkait dengan temannya adalah dendam keluarga. Raja Monster itu adalah Ikhsan. Ikhsan adalah seorang pendaki gunung yang sangat berwatak keras. Ia memang berasal dari keluarga yang penuh kebencian. Sebagai peredam rasa amarahnya, ia memilih untuk menaklukkan Mahameru. Di mana kata-kata orang, Mahameru adalah Puncak Abadi Para Dewa.
Sebagai teman, Faras tidak memihak Mareta dan Ikhsan. Faras menginginkan keduanya bisa berdamai. Walau sesungguhnya, ia tahu sifat Ikhsan yang sangat keras. Namun, kekerasan bukan dilawan dengan kekerasan, melainkan dengan kelembutan dan kesabaran. Selama pendakian menuju Mahameru, keajaiban-keajaiban datang satu-persatu ke belenggu hati Ikhsan, Mareta dan Faras.
Novel ini sangat inspiratif, dan membacanya pun ikut terbawa dalam suasana alur, setting, dan tempat. Konflik yang ada di dalam novel ini pun sangat jelas. Adapun amanat yang disampaikan penulis, mengajarkan kita untuk tetap yakin di jalan Allah. Karena dengan demikian, kebaikan dan kesabaran yang kita dapatkan, dan bukanlah kehendak kita mengubah akhlak manusia. Kita hanya diwajibkan mengingatkannya saja, bukan memaksakan. Karena yang berhak memberikan hidayah pada orang-orang yang penuh kebencian dan pendendam hanyalah Allah semata.
Jika Anda membaca novel ini, mungkin Anda tidak akan berhenti di tengahnya atau memutuskan untuk berhenti. Justru, novel ini mampu membuat para pembaca larut tertarik hingga ke akhir cerita. Latar dan alur ceritanya sangat jelas. Konfliknya pun sangat menarik dan membuat penasaran. Karena itu, cobalah baca novel ini dan nikmatilah cerita yang disampaikannya.
Ayumi Maulida
Biodata Diri
FB: Shitie Fatimah Maniezz/Ayumi Maulida