REPUBLIKA.CO.ID, Juru bicara Kementerian Luar Negeri Republik Islam Iran mengatakan, suksesnya pembicaraan mendatang antara Teheran dan Kelompok 5 +1 di Moskow, ibukota Rusia, tergantung pada pendekatan positif dan kerja sama dari kelompok tersebut.
Dalam konferensi pers mingguannya, Ramin Mehmanparast menegaskan bahwa pembicaraan antara negosiator Iran dan perwakilan dari negara-negara Kelompok 5 +1 (Rusia, Cina, Inggris, Prancis, Amerika Serikat ditambah Jerman) akan dilakukan berdasarkan kesepakatan yang dicapai selama pertemuan terbarumereka di Baghdad pada 23 dan 24 Mei.
Terkait kesiapan dan keseriusan Iran dalam negosiasi mendatang, jubir Iran menambahkan bahwa kedua belah pihak telah menawarkan paket usulan masing-masing.
Mehmanparast menyatakan harapannya bahwa pertemuan antara perwakilan Sekretaris Dewan Tinggi Keamanan Nasional Iran Saeed Jalili, dan Ketua Kebijakan Luar Negeri Uni Eropa Catherine Ashton untuk mempelajari agenda pertemuan puncak berikutnya tidak akan tertunda.
Lebih lanjut Mehmanparast berharap bahwa agenda dan isi pertemuan di Moskow berdasarkan kesepakatan yang dicapai selama pembicaraan di Baghdad dan Istanbul.
Pada Ahad lalu, Wakil Sekretaris Dewan Tinggi Keamanan Nasional Iran Ali Baqeri menegaskan bahwa ketidaksiapan Kelompok 5+1 dalam menerapkan perjanjian sebelumnya telah memperlambat kemajuan pembicaraan.
Ia menekankan poin tersebut dalam sebuah surat kepada Wakil Ketua Kebijakan Luar Negeri Uni Eropa Helga Schmid.
Baqeri menambahkan, "Dalam pertemuan dengan Ketua Kebijakan Luar Negeri Uni Eropa Catherine Ashton di sela-sela pembicaraan Baghdad, Sekretaris Dewan Tinggi Keamanan Nasional Iran Saeed Jalili menyinggung poin tersebut dan mengatakan bahwa kurangnya persiapan menyebabkan pembicaraan cenderungmelambat dan bahkan menyebabkan kemacetan."
Selama putaran terbaru pembicaraan antara Iran dan Kelompok 5+1 di Baghdad, kedua belah pihak sepakat melanjutkan perundingan tersebut di Moskow pada 18 dan 19 Juni.