REPUBLIKA.CO.ID, TORONTO--Mahasiswa Muslim Universitas Toronto tengah sibuk mencari ulama guna menjadi pengisi materi dan konsultasi agama Islam dalam kampus tersebut. Sekian lama, jabatan itu belum juga terisi.
Ketua Dewan Mahasiswa Muslim Universitas Toronto, Ruqayyah Ahdab mengatakan pemuda muslim membutuhkan sosok rujukan terkait masalah keyakinan dan identitas. Di masjid, para mahasiswa justru menghadapi perbedaan usia dan budaya.
"Jadi, kami membutuhkan sosok yang dapat menyediakan ruang yang nyaman bagi mahasiswa," kata dia seperti dikutip the star.com, Kamis (14/6).
Profesor Studi Islam dan Pendiri Program Kerohanian Islam, Ingris Matson mengatakan pihaknya banyak menemukan mahasiswa mengalami stres karena pemberitaan negatif media AS. Sebabnya, ulama memiliki peranan penting guna memberikan dukungan kepada mahasiswa muslim.
"Mereka benar-benar membutuhkan dukungan. Dan kami akan mendukung mereka," paparnya. Ahdab mengatakan pada dasarnya mahasiswa muslim hanya ingin mendapat dukungan guna membentuk sebuah identitas. Bukan hanya sebatas ucapan atau nasihat.
"Kami tidak mempermasalahkan apakah ulama itu laki-laki atau perempuan. Tetapi ia haruslah pandai untuk mengidentifikasi apa yang dibutuhkan mahasiswa, khususnya dalam masalah agama," paparnya.
Direktur Pusat Multi Agama, Richard Chambers, mengatakan mahasiswa Kristen dan Yahudi juga memiliki pemuka agama yang membantu para mahasiswa dalam memhami identitasnya. "Tentu mahasiswa muslim juga membutuhkan itu," katanya.
Semenjak tragedi 9/11, seluruh kampus di AS mempekerjakan ulama guna mendampingi para mahasiswa Muslim yang merasa terguncang dengan pemberitaan negatif media AS tentang Islam dan Muslim saat itu.