REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG — Pascapenyerahan sertifikat wakaf gedung yang awalnya rumah PAN ke Muhammadiyah, Soetrisno Bachir mengharapkan gedung tersebut bisa digunakan sebagai sarana pendidikan.
Melihat sedikitnya pengusaha yang dimiliki Muhammadiyah, pengusaha batik Pekalongan ini menginginkan akan lahir dari lembaga pendidikan itu pengusaha-pengusaha Muhammadiyah yang akan menopang gerakan dakwah Muhammadiyah.
Hal itu disampaikannya pada Silaturahmi Saudagar Muhammadiyah, sebagai acara pendukung tanwir Muhammadiyah yang diselenggarakan di Bandung, 21-24 Juni 2012. Soetrisno menyadari, Muhammadiyah sangat kekurangan pengusaha.
"Dai, profesor atau doktor sudah banyak Muhammadiyah miliki, tetapi tidak dengan pengusaha." ungkapnya.
Mantan Ketua Umum PAN ini mengharapkan Muhammdiyah memanfaatkan gedung yang diwakafkannya itu untuk Institute Bisnis Muhammadiyah. Hal ini diamini Muchdi PR, pengusaha Muhammadiyah lainnya.
Menurut Muchdi, melahirkan pengusaha baru Muhammadiyah sangat mendesak. "Institute ini digunakan sebagai sarana pengkaderan bagi pengusaha Muhammadiyah." Tambahnya.
Selain, sebagai lembaga pendidikan, gedung tujuh lantai ini, Soetrisno harapakan juga sebagai sarana diskusi memecahkan permasalahan persyarikatan maupun kebangsaan. "Sayang bila gedung itu tidak dimanfaatkan secara optimal," timpal Soetrisno.
Sementara, anggota Majelis Ekonomi PP Muhammadiyah, Najih, mengharapkan agar gedung wakaf itu diserahkan pengelolaannya kepada Majelis Ekonomi. "Kalau bisa, sudah saja biar Majelis Ekonomi yang mengelolanya, nanti keuntungannya untuk Muhammadiyah." tambahnya.