REPUBLIKA.CO.ID, MALANG - Para pemain Persema memutuskan untuk melanjutkan aksi mogoknya hingga kompetisi atau Liga Primer Indonesia (LPI) berakhir atau sampai tuntutan pembayaran gaji mereka dibayar oleh manajemen.
Kapten Persema Bima Sakti, Rabu (27/6), mengakui, aksi mogok ini akan terus berlanjut sampai kompetisi LPI tuntas, kecuali jika manajemen segera membayar gaji pemain, minimal satu bulan gaji sesuai kesepakatan dalam rapat dengan manajemen menjelang laga menjamu Persija (25/6).
"Kami akan menghentikan aksi mogok latihan maupun bertanding setelah manajemen membayar satu bulan dari tiga bulan gaji yang belum dibayarkan. Tinggal itikad baik dari manajemen saja bagaimana mengupayakan satu bulan gaji ini terealisasi," tegasnya.
Selain gaji selama tiga bulan yang belum dibayarkan, manajemen juga menunggak memberikan bonus kemenangan pemain mulai Januari hingga Juni, bahkan manajemen juga belum melunasi bonus musim kompetisi tahun lalu yang nilainya mencapai puluhan juta rupiah.
Menanggapi tuntutan para pemain untuk dinayarkannya satu bulan gaji dulu itu, Sekretaris Persema Eka Ananta Sidharta mengatakan, pihaknya terus berupaya menanyakan pada konsorsium kapan gaji pemain dibayarkan.
Sebab, katanya, saat ini yang bisa dilakukan manajemen hanya itu. "Persema tidak memiliki aset yang bisa dijaminkan untuk meminjam uang pada pihak ketiga, sehingga kami hanya menunggu dari konsorsium saja," tegasnya.
Ia mengakui, kondisi Persema berbeda dengan Persebaya LPI, meski sama-sama menunggak gaji pemain, sebab Persebaya masih memiliki aset yang bisa menyumbang keuangan manajemen, yakni suporter yang selalu memadati stadion.
Berbeda dengan Persema yang sama sekali tidak bisa menyedot animo suprter untuk menyaksikan laga secara langsung di stadion, bahkan seringkali panpel menanggung kerugian jika menggelar laga kandang. "Kondisi inilah yang membuat Persema krisis finansial," ujarnya.
Saat ini Persema masih menyisakan dua laga terakhir sebelum kompetisi ditutup, di antaranya menjamu Arema FC.