Ahad 01 Jul 2012 22:17 WIB

Oposisi Suriah Desak AS Pasok Senjata

Sejumlah aktivis oposisi Suriah dalam persembunyian dengan amunisi laptop dan gadget untuk menyebar informasi ke penjuru dunia
Foto: CNN
Sejumlah aktivis oposisi Suriah dalam persembunyian dengan amunisi laptop dan gadget untuk menyebar informasi ke penjuru dunia

REPUBLIKA.CO.ID, ANKARA - Oposisi Suriah mengatakan Amerika Serikat harus mengatasi ketakutannya atas kelompok Islam di antara gerilyawan melawan Presiden Bashar al-Assad. Oposisi menilai AS harus segera mempersenjatai kelompok gerilyawan demi misi menumbangkan rezim al-assad

Kelompok Islam termasuk pejuang yang gigih dalam melawan pemimpin Suriah, kata beberapa tokoh oposisi. Washington pun perlu tahu bahwa meskipun mereka adalah Muslim konservatif, mereka jauh berbeda dengan gerilyawan jihad ala-Afghanistan.

Amerika Serikat belum memutuskan akan memasok senajata untuk oposisi karena dikhawatirkan akan dimanfaatkan kelompok Alqaidah di Suriah untuk balik melawan.

"Kami telah meminta Amerika Serikat dan belahan lain dunia selama 16 bulan agar campur tangan. Sekarang, setelah (Bashar) al-Assad tak membiarkan satu orang pun di Suriah, Amerika Serikat terkejut bahwa Alqaidah mungkin beroperasi di negeri itu," kata tokoh kawakan oposisi Fawaz at-Tello dari Istanbul, Turki.

Para tokoh oposisi dan komandan Tentara Suriah Bebas menyatakan gerilyawan memerlukan senjata seperti rudal yang ditembakkan dengan dipanggul untuk menghancurkan tank dan menjatuhkan helikopter yang digunakan Bashar melawan pemrotes.

"AS memiliki agen intelijen di lapangan dan melalui penanganan yang cerdik, lembaga tersebut bisa menyalurkan senjata kepada orang yang tepat. Pertama, dinas intelijen AS harus memberi sinyal jelas bahwa lembaga itu benar-benar mengingini akhir negara polisi yang didominasi Alawi di Suriah dan bukan cuma menyingkirkan Bashar," kata at-Tello.

Sejauh ini Amerika Serikat telah memasok bantuan "tak mematikan" yang kebanyakan dapat diabaikan seperti radio walkie-talkie yang bisa digunakan dari seberang perbatasan di Lebanon, kata beberapa tokoh oposisi.

sumber : Antara/Reuters
BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement