Kamis 05 Jul 2012 23:12 WIB

Enam Petani Pulau Padang Keukeuh Mau Bakar Diri

Rep: Aldian Wahyu Ramadhan/ Red: Hafidz Muftisany
Aksi warga Pulang Padang
Foto: Republika / Tahta Aidilla
Aksi warga Pulang Padang

REPUBLIKA.CO.ID, TANGERANG – Enam orang warga Pulau Padang tetap akan melakukan aksi bakar diri apabila keinginannya tidak dipenuhi. Mereka menuntut agar PT Riau Andalan Pulp and Paper (RAPP) meninggalkan Pulau Padang.

“Kalau PT RAPP tidak angkat kaki kami akan bakar diri,” ujar M Ridwan, koordinator aksi kepada Republika, Kamis (5/7).

M Ridwan menilai kehadiran PT RAPP hanya menyengsarakan warga dan Pulau Padang itu sendiri. Dia melanjutkan, Kehadirannya akan menggusur warga dan merusak alam sekitar.

Menurut Yoris Sindhu Sunarjan, Ketua Umum Komite Pimpinan Pusat STN, pihaknya tidak memperbolehkan mereka untuk melanjutkan aksi bakar diri. “Kami tidak merestui dan tidak mengizinkan,” ujarnya.

Yoris menyayangkan, pihak pemerintah seperti membiarkan PT RAPP menindas masyarakat di Pulau Padang. “SBY seharusnya di pihak rakyat, kehadiran PT RAPP mengganggu kesejahteraan rakyat, seharusnya dicarikan solusi yang berpihak untuk rakyat,” katanya.

Enam orang warga Pulau Padang ini nekat datang ke Jakarta untuk melakukan aksi bakar diri, karena menurut M Ridwan mereka selama tiga tahun ini sudah cukup bersabar dan belajar mendengar. Namun pihak pemerintah tetap saja tidak turun tangan untuk menyelesaikan masalah ini.

Enam orang warga Pulau Padang yang akan melakukan aksi ekstrim ini yaitu, M Ridwan, Jumani, Suwagiyo, Safruddin, Jhoni Setiawan, dan Ali Wahyudi. Tadinya mereka akan melakukan aksi ini bertujuh tetapi Amri terkendala, anaknya yang mengalami kecelakaan dan akhirnya tidak jadi ikut.

Enam warga Pulau Padang menyatakan keluarga mereka telah mengikhlaskan mereka. “Pertamanya sempat berdebat, tetapi akhirnya mengikhlaskan juga,” ujar Safruddin. Ali mengatakan, baru memberitahu keluarganya setelah sampai di Pekan Baru. “Mereka kaget tetapi saya keras kepala akhirnya mereka terpaksa menyetujui,” ujarnya

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement