REPUBLIKA.CO.ID, Situs bocoran informasi terpopuler, WikiLeaks, mulai menayangkan lebih dari dua juta surat elektronik dari pemerintah Suriah yang berhasil dibobol. Surat itu tidak hanya memalukan Damaskus, yang berusaha menghancurkan pemberontakan dalam 16 bulan terakhir, tetapi juga para oposan.
Juru bicara WikiLeaks, Sarah Harrison, dalam jumpa pers mengatakan seluruh surat elektronik itu diambil dari milik figur-figur utama dalam politik, pemerintah, kementrian dan perusahaan Suriah. Mereka memiliki tanggal antara Agustus 2006 hingga Maret 2012.
Mengutip pernyataan pendiri WikiLeaks, Julian Assange, si jubir berkata, "Materi ini tidak hanya memalukan bagi Suriah, tetapi juga bagi para oposisi Suria."
"Bukti ini membantu kita, tak hanya semata-mata mengkritisi satu grup dan yang lain, tetapi juga memahami kepentingan, aksi dan pemikiran mereka. Hanya lewat memahami konflik ini, kita bisa berharap bisa menyelesaikannya.
Namun, masih hanya 25 surat elektronik yang dipublikasikan di situs tersebut sejauh ini.
Salah satu surat menjelaskan detal kolaborasi gamblang antara perusahaan komunikasi Italia dan Yunani untuk menyediakan sistem komunikasi aman bagi Suriah, setelah pemerintah mulai menindas para oposan.
Beberapa email berbicara tentang pasokan teknologi komunikasi dari 'pemenggal', kemungkinan mengacu pada serangan helikppter yang telah meluluh-lantakan beberapa kota basis oposisi di Suriah.
Meski materi dalam WikiLeaks sulit untuk dinyatakan otetntik---meski grup mengatakan 'secara statistik bisa dipercaya' dan 'mayoritas besar' nyata---data itu hanya menambah kebingungan Barat, mengenai konflik yang terlihat tak ada ujung pangkalnya.
Pertemuan-pertemuan sejumlah negara yang prihatin sejauh ini juga tak memberi solusi. Salah satu penggas perdamaian di Arab, gagal. Rusia juga menyatakan tidak akan menawarkan suaka bagi Assad untuk segera mengakhiri konflik.