REPUBLIKA.CO.ID, DENPASAR - Masyarakat Jepang tertarik belajar tari-tarian tradisional Bali di Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) di Tokyo. "Ratusan masyarakat Jepang belajar menari Bali, namun yang rutin datang latihan ada 30-an orang," kata pemimpin Sanggar Tari Bali Wyarihita Yokohama, Ni Wayan Deni Inaba, di Denpasar, Jumat (6/7).
Sanggar itu didirikan Wayan Deni bersama organisasi nirlaba di Jepang pada 1993. Wanita kelahiran Desa Bila, Kecamatan Kututambahan, Kabupaten Buleleng, yang bersuamikan pria berkewarganegaraan Jepang, Takahisa Inaba, sejak saat itu giat melatih tari kaum perempuan negeri Matahari Terbit itu.
"Siswa-siswa yang terbaik hasil seleksi itulah yang mendapat kesempatan pentas di arena Pesta Kesenian Bali (PKB) di Taman Budaya, Denpasar," kata perempuan yang setiap dua tahun sekali itu rajin mengunjungi kampung halamannya.
Ia bersama 16 perempuan asal Jepang kini berada di Bali untuk berpartisipasi pada kegiatan tahunan seniman Pulau Dewata. "Mereka ini yang mengeluti tarian Bali sangat antusias datang ke Bali untuk mununjukan kebolehannya di depan masyarakat setempat." ujarnya.
Bermunculan sanggar tari Bali di mancanegara sangat menguntungkan bagi pelestarian seni dan budaya sekaligus mempromosikan dunia pariwisata Indonesia di negara bersangkutan melalui kegiatan kesenian Bali.
Menurut dia, kaum perempuan Jepang tertarik belajar tari Bali karena gerak tubuh dan tangannya memiliki daya tarik sendiri dan cukup serasi dengan pakaian yang dikenakannya, komentar Naoko Seki yang sudah tiga tahun belajar tari Bali.