REPUBLIKA.CO.ID, MOSKOW - Rusia menolak menggeser sikap berbedanya atas kemelut di Suriah, kata oposisi di Dewan Bangsa Suriah (SNC) pada Rabu (11/7) setelah pembicaraan di Moskow dengan Menteri Luar Negeri Sergei Lavrov.
Anggota perutusan SNC sesudah pembicaraan itu menyatakan gagal membujuk Moskow menerima tuntutannya bahwa Presiden Bashar Assad harus mundur dan tata baru politik diberlakukan.
"Kami memastikan, atas nama oposisi Suriah, tidak mungkin ada pembicaraan tentang penyelesaian sampai Assad turun dari kekuasaan," kata ketua SNC Abdel Basset Sayda kepada wartawan setelah pertemuan di kementerian luar negeri Rusia itu. "Rusia memiliki sikap berbeda tentang masalah ini," tambahnya.
Burhan Ghalioun, anggota panitia pelaksana SNC dan mantan ketuanya, yang mengadakan pembicaraan serupa di Moskow pada tahun lalu, menambahkan bahwa tidak ada tanda perubahan pada sikap Rusia.
"Kami belum melihat perkembangan dalam sikap Rusia. Saya di sini setahun lalu dan sikap itu tidak berubah," katanya kepada wartawan.
Moskow menolak menyeru Assad berhenti berkuasa, dengan mengatakan bahwa masa depan politik Suriah tidak bisa dipaksakan dari luar dan harus diputuskan melalui pembicaraan melibatkan semua pihak. Namun, SNC berulang kali mengatakan tidak sabar dengan prakarsa peralihan politik, yang akan mencakup anggota pemerintahan saat ini.
Sayda menyatakan penyelesaian terbaik adalah campur tangan luar disetujui Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa-Bangsa, tempat Rusia ambil bagian. "Perundingan dan pembicaraan politik hanya memberi Assad lebih banyak waktu untuk penyelesaian secara ketentaraan untuk menekan revolusi," katanya.
Anggota lain SNC Munzer Makhos menyatakan lawan sekarang memahami lebih baik sikap Rusia setelah pembicaraan tersebut. "Tapi, Moskow tidak mengubah sikapnya. Moskow percaya bahwa Assad masih didukung sebagian besar rakyat Suriah," katanya.
Rusia pada Selasa mengusulkan resolusi Dewan Keamanan PBB mengenai Suriah, yang memperpanjang tugas PBB di negara dilanda perang itu tanpa ancaman hukuman, kata diplomat.
Resolusi itu dikirimkan kepada 14 anggota Dewan menjelang penjelasan utusan khusus PBB-Liga Arab Kofi Annan pada Rabu mengenai upaya menghidupkan kembali rencana perdamaian, kata wakil utusan PBB Rusia Igor Pankin kepada wartawan.
Langkah Rusia itu adalah putaran pembukaan dalam pertempuran diplomatik berpeluang tegang di Dewan Keamanan, yang harus memutuskan masa depan tugas pengamat PBB di Suriah pada 20 Juli.