Senin 16 Jul 2012 17:35 WIB

Kepala Militer Korut Dicopot

Rep: Bambang Noroyono/ Red: Dewi Mardiani
  Pasukan Korea Utara saat parade militer di lapangan Kim Il Sung, Pyongyang, Korea Utara.
Foto: Ng Han Guan/AP
Pasukan Korea Utara saat parade militer di lapangan Kim Il Sung, Pyongyang, Korea Utara.

REPUBLIKA.CO.ID, SEOUL -- Salah satu pejabat militer dan orang terdekat Pemimpin Korea Utara Kim Jong-un, Ri Yong-ho, dilengserkan dari posnya sebagai Kepala Staf Jenderal Tentara Rakyat Korea Utara.

Ri yang menjadi tokoh kunci suksesi Kim Jong-un, untuk duduk sebagai pemimpin tertinggi Korea Utara, dicopot dari seragamnya melalui keputusan akhir dari pertemuan Komite Sentral Partai Buruh, yang diadakan Ahad (15/7) kemarin, seperti dilansir AFP, Senin (16/7).

Spekulasi penyebab penghentiannya, menjadi pertanyaan bagi para pengamat negara yang terisolir tersebut. Namun, kantor berita resmi Korut, KCNA, menyatakan pemberhentian Ri, yang juga Wakil Ketua Komisi Militer Pusat itu disebabkan karena penyakit yang dideritanya. Namun, disebutkan bahwa belum ada pengganti jenderal berusia 69 tahun tersebut.

Ri ditunjuk sebagai panglima militer pada 2010 oleh Kim Jong-il, ayah Kim Jong-un, pemimpin Korut selama 20 tahun, yang meninggal pada Desember 2011 lalu. Sebagai panglima militer, Ri secara teratur muncul dalam acara-acara kenegaraan mendampingi Jong-il.

Pencopotan pemimpin 1,2 juta personel militer Korut tersebut merupakan langkah signifikan sejak Kim Jong-il memimpin. Selama 20 tahun dibawah kebijakan militer Jong-il, sangat sulit untuk menggeser peran militer di pemerintahan Korut. Sebab sebagai negara yang tertutup dan terisolir, petinggi militer menjadi pemegang kunci untuk tetap mempertahankan kekuasaan.

Pengamat Korea Utara dari Universitas di Seoul Yang Moo-jin ragu tentang pemberitaan penyebab diberhentikannya Ri. Menurut dia percek-cokan antar generasi diduga terjadi di Pyongyang. "Ri bisa saja tidak setuju atas kebijakan Kim Jong-un, atau dilenyapkan oleh petinggi militer lainnya," kata dia.

Terangnya, alasan sakit menjadi sangat kentara menonjolkan keanehan di Korea Utara. Sebab menurut pengamatannya Pyongyang sangat jarang memberhentikan petinggi hanya karena kondisi kesehatan.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement