REPUBLIKA.CO.ID, BANDARLAMPUNG -- Eksploitasi seksual terhadap anak di Kota Bandarlampung, Provinsi Lampung, menduduki peringkat tertinggi dalam kasus kekerasan anak setiap tahunnya.
"Kekerasan terhadap anak cenderung naik, data yang kami peroleh merupakan laporan dari masyarakat namun sebetulnya masih banyak kasus kekerasan yang belum tercover," kata Ketua Harian Children Crisis Center (CCC) Lampung, Murti Rahayu, di Bandarlampung, Selasa.
Setiap tahun menurut dia, tren tindakan pelecehan seksual terhadap anak berkisar antara 200 sampai 300 kasus se-Lampung. "Kasus itu cenderung tinggi, jika dilihat dari upaya hukumnya belum diberikan hukuman yang berat bagi pelakunya," kata dia lagi.
Lebih lanjut dia mengemukakan, kasus pelecehan seksual itu lebih tinggi dilakukan oleh kerabat korban, seperti ayah, paman, tetangga, bahkan guru anak-anak itu.
Saat ini CCC melakukan pendampingan terhadap 130 kasus eksploitasi seksual komersil terhadap anak yang telah dilakukan sejak tahun 2010. Pendampingan itu, kata Murti, baru berjalan di sekitar Kota Bandarlampung.
Menyambut Hari Anak Nasional, CCC menggelar kampanye damai berupa pembagian stiker dan gantungan kunci kepada pengguna jalan sekitar Tugu Adipura Bandarlampung, Senin (23/7).
Selain itu, LSM tersebut mendatangi sejumlah panti asuhan, dan melaksanakan buka puasa bersama dengan anak-anak yang berada di panti tersebut.