REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA - Koalisi Rakyat untuk Keadilan Perikanan (KIARA) menolak rencana menteri perdagangan untuk barter ikan Indonesia dengan beras Thaliland. Sebelumnya, menteri perdagangan Gita Wirjawan berencana melakukan barter ikan Indonesia dengan beras Thailand.
Gita mengatakan, Indonesia membutuhkan beras dari Thailand sementara Thailand membutuhkan ikan dari Indonesia. Rencana tukar beras dan ikan ini sudah dilaporkan ke presiden.
Koordinator KIARA Riza Damanik mengatakan rencana barter ikan Indonesia dengan beras Thailand menunjukkan Indonesia semakin mengalami ketergantungan pangan. Pasalnya, konsumsi ikan oleh masyarakat Indonesia semakin meningkat.
"Faktanya volume produksi ikan RI belum aman, hal ini ditandai meningkatnya impor ikan," ujar Riza, kemarin.
Pada tahun 2010, impor ikan Indonesia mencapai 300 ribu ton. Angka ini meningkat pada tahun 2011 menjadi 400 ribu ton. Menurut Riza, jika Indonesia nekat barter beras, Indonesia akan semakin banyak impor ikan karena konsumsi ikan naik menjadi 30 kg/kg/tahun.
Selain itu, sumber daya ikan Indonesia menurut Riza sudah pada ambang ketidakberlanjutan. Rencana barter ini, kata Riza tidak selaras dengan semangat swasembada pangan. "Selama ini masyarakat nelayan selalu menolak impor ikan, petani juga menolak impor beras," kata dia.