REPUBLIKA.CO.ID,SUKABUMI—Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Provinsi Jawa Barat (Jabar) menghimbau kalangan perajin tahu dan tempe untuk tidak menggelar aksi mogok produksi. Pasalnya, aksi mogok akan mengurangi jumlah peredaran komoditas itu di pasaran.
Kepala Disperindag Jabar, Ferry Sofwan Arif mengatakan, penghentian produksi akan menyebabkan kelangkaan tahu dan tempe. ‘’Jika tersedia pun, harganya nanti akan mahal,’’ terang dia, kepada wartawan di sela-sela inspeksi mendadak (sidak) di Pasar Sukaraja, Kabupaten Sukabumi, Rabu (25/7) siang.
Menurut Ferry, Pemrpov Jabar kini tengah mencari jalan keluar untuk mengatasi naiknya harga kedelai. Salah satunya dengan membuka informasi pembelian kedelai langsung dari sentra kedelai di Majalengka dan Garut.
Kepala Bidang Perdagangan, Dinas Koperasi, Perindustrian, Perdagangan, dan Pasar (Diskoperingdagsar) Kabupaten Sukabumi, Agus Ernawan mengakui, pemerintah sudah mengetahui adanya rencana mogok produksi pengusaha tahu tempe awal Agustus nanti. Kini, pemerintah berupaya membujuk agar rencana tersebut tidak jadi dilakukan.