Kamis 26 Jul 2012 15:35 WIB

Soal Sweeping, FPI Mengaku Hanya Bantu Polisi

Rep: Ani Nursalikah/ Red: Djibril Muhammad
Massa FPI saat berunjuk rasa di depan Istana Negara.
Foto: Antara/M Agung Rajasa
Massa FPI saat berunjuk rasa di depan Istana Negara.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA - Ketua DPD Front Pembela Islam (FPI) Jakarta Habib Salim Assegaf mengakui selama ini memang terdapat pro kontra terhadap FPI terkait aksi sweeping saat Ramadan. Menurut pria yang juga dikenal dengan Habib Selon tersebut, sejak Polda Metro Jaya dipimpin Jenderal Timur Pradopo hingga menjadi Kapolri, FPI tidak pernah melakukan sweeping tempat hiburan malam.

"Kita hanya berkoordinasi dengan kepolisian. Merekalah yang bekerja berdasarkan hasil laporan kami," ujarnya saat ditemui di Mabes Polri, Kamis (26/7).

Salim mengaku mereka tidak wajib sweeping. Mereka hanya membantu kerja Satpol PP agar kesucian bulan Ramadhan tidak ternoda. Menurutnya, sudah tiga tahun FPI tidak melakukan sweeping. Ia membantah soal sweeping minuman keras yang dilakukan di Bandung.

Menurutnya, tindakan tersebut adalah tindakan masyarakat yang dibantu FPI dan kepolisian. Tindakan tersebut dilakukan karena Bandung tidak memiliki Perda seperti yang dimiliki Jakarta. Sebelumnya, FPI Kota Bandung melakukan sweeping penjual minuman keras yangberkedok toko kelontong di Jalan Gabus Nomor 9 RT 02 RW 05, Kelurahan Ciroyom, Kecamatan Andir, Kota Bandung, Kamis (19/7). 

Dalam aksi itu, ribuan botol minuman keras berhasil disita. Penyitaan sempat diwarnai baku hantam antara FPI dengan oknum polisi yang diduga menjadi beking toko tersebut. Ia menambahkan tidak akan melakukan sweeping selama Polri dan Satpol PP selama aparat dan pemerintah bekerja dengan baik.

"Jika nggak ada lagi gangguan tempat ibadah dan nggak ada tempat maksiat, FPI nggak usah dibubarin juga udah bubar sendiri," ujarnya. 

Kendati demikian, ia belum bisa menjamin hingga akhir Ramadan FPI tidak akan melakukan sweeping. Ia menyesalkan mengapa selama ini masukan dari masyarakat justru di alamatkan ke FPI, bukan polisi.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement