REPUBLIKA.CO.ID, DENPASAR - Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan mengapresiasi seni lukis klasik khas Bali karena berperan penting dalam kemajuan ilmu pengetahuan.
"Diharapkan seni lukis klasik Bali ini tetap lestari," kata Wakil Mendikbud Bidang Kebudayaan, Wiendu Nuryanti, dalam sambutan tertulis pembukaan Festival Internasional Bali Bangun di Denpasar yang dibacakan oleh stafnya, Sabtu (28/7) malam.
Festival yang digelar di Museum Seni Lukis Klasik Bali itu melibatkan peserta dari tujuh negara. Menurut Wamen, seni lukis klasik Bali memiliki nilai-nilai pendidikan tradisi yang berperan penting dalam kehidupan masyarakat setempat.
Oleh sebab itu, seni lukis klasik Bali diharapkan tetap berkembang dan memiliki apresiasi lestari di lingkungan masyarakat pendukungnya.
Seni lukis klasik Bali yang juga dikenal dengan seni gambar bertutur merupakan hasil sentuhan seniman secara lembut dengan garis-garis ritmik yang penuh dengan curahan rasa artistik.
Nuryanti menambahkan, inspirasi seni itu menceritakan filosofi kehidupan, filsafat agama, etika, moral, alam, fauna, flora termasuk alam perbintangan.
Festival yang menyuguhkan lukisan seni klasik Bali yang selama ini menjadi koleksi tujuh museum di berbagai negara, bertujuan untuk memuliakan kebudayaan klasik Bali, sekaligus dapat dinikmati dan dipelajari generasi penerus bangsa Indonesia.
Tujuh museum dari mancanegara yang ikut ambil bagian dalam kegiatan internasional ini menunjukkan, bahwa seni lukis klasik Bali mendapat perhatian masyarakat dunia.
"Perhatian masyarakat internasional yang cukup baik itu, bukan sekedar untuk diapresiasi, namun juga mempelajari kajian filosofisnya," ujar Nuryanti.
Demikian pula kolektor seni, museum dan institusi pendidikan menunjukkan, jika seni lukis klasik Bali sangat tinggi, sehingga festival yang berlangsung sebulan itu memiliki sisi edukasi yang bermanfaat bagi masyarakat Indonesia.
Nuryanti mengingatkan bahwa seni lukis Bali memiliki sejarah panjang mulai dari abad ke-15 dan mengalami puncak keemasan pada masa itu, sehingga bisa dikatakan sebagai puncak kebudaan Bali.
Seni lukis klasik Bali berkembang di daerah Kamasan, Kabupaten Klungkung, hingga saat ini tokoh-tokoh seni lukis klasik masih hidup dan berkembang lengkap dengan sanggar dan bengkel kerjanya.
Mereka terhimpun dalam sanggar Banjar Geria, Banjar Sangging, Siku, Kacang Dawa, Pande Mas, Banjar Peken Kabupaten Klungkung dan sanggar Banjar di Kabupaten Tabanan.
Lewat kegiatan Festival Bali Bangun diharapkan mampu mengangkat harkat dan daya tawar karya seniman di tingkat lokal, nasional dan internasional.
Selain itu mampu menjadikan seni lukis klasik Bali sebagai garda terdepan budaya bangsa dalam melestarikan seni budaya Bali pada era global. Prestasi seniman yang gemilang di tingkat internasional hendaknya bisa ditoreh kembali, sehingga seniman Bali dan Indonesia bisa sejajar dengan seniman mancanegara, ujar Nuryanti.
Dr I Nyoman Gunarsa, penggagas dan pelaksana Festival internasional Bali Bangun itu melaporkan, kegiatan menampilan belasan seni lukis klasik Bali kuno berlangsung selama sebulan penuh di Museum Seni Lukis Klasik Bali di Semarapura, Kabupaten Klungkung.