REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Dalam Rapat Koordinasi (rakor) yang digelar di Kementerian Pertanian, Presiden Susilo Bambang Yudhoyono menyinggung tentang ketahanan pangan. Ia mengingatkan agar Indonesia bersiap dengan berbagai kemungkinan perubahan iklim global dan fluktuasi kenaikan harga pangan.
“Kalau sudah ada warning seperti itu, marilah kita melakukan segala sesuatu untuk meningkatkan ketahanan pangan kita,” katanya, Senin (6/8). Ia mengatakan hambatan yang mengganggu peningkatan ketahanan pangan harus diatasi sekarang.
Menurutnya, sudah saatnya Indonesia harus semakin mandiri dari segi pangan. “Bukan hanya pangan, tapi juga jagung, gula, daging sapi, bahkan kedelai nantinya,” katanya.
Dengan kemandirian itu, ia mengharapkan di tahun-tahun kedepan, Indonesia tak hanya mampu memenuhi kebutuhan dalam negeri, tetapi bisa dijual ke luar negari. “Kalau goalnya di 2014 kita surplus beras, marilah segala sesuatunya kita arahkan ke situ; program, anggaran, implementasinya di lapangan dan sebagainya," katanya.
Dalam beberapa pekan belakangan ada beberapa pangan yang mengalami kenaikan, utamanya kedelai. Hal ini tak lain karena pengaruh iklim kemarau di sejumlah negara impor penghasil kedelai seperti di Amerika Serikat. Padahal, konsumsi nasional kedelai mencapai 2,6 juta ton. Sedangkan jumlah produksi nasional yang hanya 800 ribu ton. Dampaknya, kedelai di Tanah Air menjadi mahal.