REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menyambut hari ulang tahun Republik Indonesia ke-67 yang bertepatan dengan bulan suci ramadhan, bendera dan umbul-umbul mulai terlihat dipasang di setiap rumah atau instansi.
Namun, kemeriahan HUT Republik Indonesia belum sepenuhnya dirasakan para penjual bendera di Pasar Jatinegara. Kios-kios atau lapak mereka terlihat sepi Selasa (7/8).
"Sepi mas," ujar Saudi lirih penjual bendera yang sehari-hari berjualan peralatan rumah tangga. Umumnya mereka hanya berjualan saat agustusan saja.
Biasanya apabila agustus tidak bertepatan dengan bulan ramadhan dan lebaran, tanggal 7 dan 8 agustus bendera-bendera itu mulai laris manis diserbu pembeli.
"Mungkin karena mau lebaran kali yah, jadi masyarakat juga butuh buat lebaran ketimbang beli bendera," lanjut Suadi.
Suadi membuat sendiri bendera-benderanya. Dia mempekerjakan orang di rumahnya. Untuk ukuran dia yang menentukan.
"Kita beli bahan, kita juga yang tentuin ukurannya. Yang jahit orang lain," imbuhnya.
Bendera dengan ukuran 35 meter dia jual dengan harga Rp. 30.000. Sehari ia bisa menjual 100 lembar. "Kalau kain lagi mahal jadi mahal juga. Kalau kainnya stok lama masih bisa jual Rp. 20.000," pungkasnya.