Rabu 08 Aug 2012 11:48 WIB

Pemuka Agama Kutuk Pembakaran Masjid Joplin

Rep: Agung Sasongko/ Red: Hafidz Muftisany
Masjid di Kota Joplin, Missouri, Amerika Serikat
Foto: ap
Masjid di Kota Joplin, Missouri, Amerika Serikat

REPUBLIKA.CO.ID, JOPLIN -- Pembakaran Masjid Arson di komunitas Muslim Joplin, Missouri mendapatkan reaksi dari berbagai pihak. Tidak hanya muslim, pemuka agama lain juga berkomentar mengenai kekerasan terhadap tempat ibadah yang meningkat di Amerika Serikat akhir-akhir ini.

Paulus Teverow, dari Kongregasi Ibrani menilai pembakaran masjid merupakan ancaman terhadap supremasi hukum AS. Tentu, masyarakara Joplin harus satu suara menentang tindakan ini. "Saya merasa sedih, mereka (umat Islam) adalah bagian dari keluarga besar kami," kata doa.

Sementara Imam Masjid Arson, Lahmuddin telah mengundang anggota Gereja dan Yahudi untuk berbuka bersama dan berdialog.

Jill Michel, pendeta Gereja Joplin menyampaikan rasa duka yang mendalam dari para jamaah. "Umat Islam merupakan komunitas yang penuh perhatian dan kasih sayang. Kami merasa sedih untuk mereka," papar dia.

Richard Massa, anggota Gereja Komunitas Pertama, mengatakan ia mengaku sangat kecewa dengan peristiwa itu. Aksi pembakaran merupakan bentuk dari prasangka negatif dan sikap fanatik berlebihan. "Ini mengerikan," kata dia.

Pendeta Frank Sierra,  dari St Filipus Episcopal Church, mengatakan pintu Gereja terbuka bagi Muslim untuk berkumpul dan beribadah. "Saya telah meminta jamaah untuk menggalang dukungan bantuan dan doa sehingga umat Islam dapat membangun kembali," kata dia.

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement