REPUBLIKA.CO.ID, DALLAS - Kota terbesar kesembilan di Amerika Serikat, Dallas, dinyatakan dalam keadaan darurat virus. Akibat meluasnya wabah virus nyamuk West Nile yang telah merenggut 17 nyawa.
Walikota Dallas Michel Rawlings Rabu (16/8) kemarin mengatakan, kotanya tengah terserang wabah nyamuk yang membawa virus West Nile. Akibat virus tersebut, 17 warganya tewas dalam satu tahun ini.
"Kota Dallas mengalami wabah nyamuk West Nile yang semakin meluas. Kemungkinan akan terus meluas, parah dan semakin banyak merenggut nyawa," ujar Rawlings.
Atas kejadian tersebut, Rawlings mendeklarasikan darurat virus di wilayahnya. Aksi serupa dilakukan pejabat Dallas County pekan lalu. Mulai minggu ini, para pejabat berwenang juga melakukan penyemprotan pestisida untuk menanggulangi menyebarnya virus.
Hampir setengah dari 693 kasus manusia yang terserang virus nyamuk West Nile dilaporkan ke Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit di Texas. Warga juga telah diminta menggunakan obat nyamuk, dan tak keluar rumah pada senja dan fajar.
Penyemprotan udara juga tengah dilakukan di beberapa tempat, termasuk lingkungan di New York, Sacramento, California. Hal tersebut untuk memerangi penyebaran virus West Nile.
Menurut para pejabat, penyemprotan merupakan cara paling efektif untuk memerangi penyebaran nyamuk yang membawa penyakit ini. Meski ada kekhawatiran mengenai keselamatan orang yang mengekspos pestisida kimia dari cairan yang disemprotkan.
Virus ini pertama kali ditemukan pada 1937 di Uganda. Kemudian virus disebarkan oleh burung dan menyebar kemanusia melalui nyamuk. Gejala ekstrim dari kasus ini berupa demam tinggi, kehilangan visi dan kelumpuhan. Sementara gejala ringan termasuk sakit kepala dan ruam kulit.