REPUBLIKA.CO.ID, PBB, NEW YORK - Diplomat kawakan Aljazair Lakhdar Brahimi, telah setuju menggantikan Kofi Annan sebagai penengah internasional untuk Suriah, kendati ia bermaksud melakukan pendekatan baru sementara konflik 17-bulan di Suriah kian terperosok ke dalam perang saudara, kata beberapa sumber PBB, Kamis (16/8).
Annan, mantan sekretaris jenderal PBB dan peraih Nobel Perdamaian, mundur pada akhir Agustus, setelah enam bulan mengemban tugas itu. Ia mengatakan rencana perdamaiannya bagi Suriah terhambat oleh perpecahan dan kebuntuan di Dewan Keamanan PBB.
Banyak diplomat memberitahu Reuters Brahimi, yang selama beberapa hari tak membuat keputusan mengenai apakah akan menerima tawaran untuk posisi dari Sekretaris Jenderal PBB Ban Ki-moon tersebut, tak ingin terlihat semata-mata sebagai pengganti Annan. Ia mengingini nama yang diatur kembali dan pendekatan baru bagi mandatnya sebagai penengah perdamaian.
"Ia telah setuju untuk mengisi jabatan tersebut tapi dengan nama yang diubah; ia memiliki gagasan baru mengenai pendekatan yang akan dilakukannya," kata satu sumber PBB yang tak ingin disebutkan jatidirinya kepada Reuters.
Ditambahkannya, Ban menerima syara itu. Dua diplomat Dewan Keamanan PBB mengkonfirmasi pernyataan tersebut. Para pejabat PBB mengatakan tidak jelas kapan pengumuman resmi akan disampaikan. Sebutan Annan adalah utusan khusus gabungan bagi PBB dan Liga Arab.
Juga tidak jelas apa hubungan resmi Brahimi dengan Liga Arab, jika ada, nantinya, kata beberapa diplomat. Mereka mengatakan Brahimi akan berpusat di New York, tidak seperti Annan --yang berpusat di Jenewa.
Suriah hanya baru menerima Annan sebagai seorang utusan PBB, bukan Liga Arab, yang membekukan keanggotaannya akibat kerusuhan yang meningkat antara pasukan yang setia kepada Presiden Bashar al-Assad dan gerilyawan --yang bertekad menggulingkan dia.
Brahimi, seorang pemecah masalah kawakan di PBB, telah menuntut "dukungan kuat" dari Dewan Keamanan bagi semua upaya guna menjamin perdamaian melalui perundingan, kata beberapa utusan.
Satu sumber yang mengetahui situasi itu mengatakan kalau Brahimi menerima tugas sebagai penengah baru PBB-Liga Arab, ia takkan melanjutkan "pedekatan Annan yang gagal" bagi konflik itu tapi akan mencari strategi baru.
Banyak diplomat PBB menyatakan rencana perdamaian enam-pasal Annan tetap menjadi titik keberangkatan yang baik bagi setiap upaya penengahan. Pekan lalu, Brahimi menjelaskan ia mengingini berakhirnya kebuntuan internasional di Suriah.
"Dewan Keamanan PBB dan negara regional harus bersatu guna memastikan peralihan politik dapat berlangsung sesegera mungkin," kata Brahimi di dalam satu pernyataan yang disiarkan di jejaring The Elders, satu kelompok independen pemimpin global yang terikat komitmen pada perdamaian dan hak asasi manusia.