REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Kepolisian RI terus mengintensifkan penyelidikan penembakan dan pelemparan granat yang terjadi di Solo pada 17 dan 18 Agustus lalu.
Kepala Biro Penerangan Masyarakat Divisi Humas Mabes Polri, Brigadir Jenderal Polisi Boy Rafli Amar, mengatakan polisi telah melakukan serangkaian langkah-langkah penyelidikan.
"Olah tempat kejadian perkara (TKP) sudah dilakukan. Kemudian sebanyak 13 saksi sudah diambil keterangannya," ujarnya di Mabes Polri, Kamis (23/8).
Kepolisian juga sudah mendatangkan beberapa orang ahli dari pusat laboratorium forensik (Puslabfor). Tim Puslabfor memfokuskan pemeriksaan pada peluru yang ditemukan dan serpihan diduga granat.
Boy menambahkan, upaya penyelidikan masih berjalan dan pihaknya belum merilis secara detail terkait hasil penyelidikan.
Penembakan Pos Pengamanan Gemblegan terjadi di Pospam Lebaran di Jalan Brigjen Sudiarto Solo, Jumat (17/8) sekitar pukul 01.00 WIB. Orang tidak dikenal menembaki pos tersebut.
Akibatnya dua petugas jaga, Bripka Endro Margiyanto dan Brigadir Kukuh Budiyanto mengalami luka-luka. Di depan depan pospam, petugas menemukan sembilan selongsong peluru dan enam proyektil.
Hanya berselang satu hari setelah penembakan, terjadi ledakan di Pospam Gladak Jalan Jenderal Sudirman, Solo. Ledakan yang diduga berasal dari granat terjadi sekitar pukul 23.32, Sabtu (18/8). Granat dilempar oleh orang tidak dikenal yang berboncengan sepeda motor. Tidak ada korban dalam peristiwa tersebut.