REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Presiden SBY, Senin (27/8) pagi secara mendadak mengumpulkan para menteri dan kepala lembaga yang terkait dengan politik, hukum, dan ham di Kantor Presiden untuk menerima laporan langsung terkait peristiwa bentrok antara kelompok Syiah dan anti-Syiah di Dusun Nangkernang, Desa Karang Gayam, Kec Omben, sekitar pukul 11.00 WIB. Rapat terbatas itu juga dimaksudkan untuk menentukan langkah yang harus dilakukan pemerintah.
“Pagi ini, saya memanggil saudara-saudara, saya mintai laporan khusus dan sekaligus nanti untuk menentukan langkah yang harus diambil pemerintah,” katanya saat menggelar rapat terbatas (ratas) mendadak di Kantor Presiden pada Senin pagi (27/8).
Presiden mengatakan, bentrokan yang terjadi di Sampang, Madura bukan kali pertama terjadi. Presiden Susilo Bambang Yudhoyono mencatat setidaknya ada tiga kali bentrok di tempat yang sama.
"Sudah dua tahun, dua kali dan sebelumnya pernah sekali,” katanya . Ia kemudian meminta agar jajaran pemerintah baik pemerintah pusat ataupun daerah bertindak cepat dan tepat untuk mengatasi persoalan tersebut.
Presiden SBY mengatakan, pasca-bentrok yang terjadi, pemerintah sudah melakukan langkah-langkah cepat. Ia sudah berbicara langsung dengan Gubernur Jawa Timur, Soekarwo untuk segera menangani persoalan tersebut.
"Saya harap ada langkah yang cepat dan tepat yang dilakukan oleh saudara semua dengan jajarannya sehingga bagian ini tidak terus terjadi di tempat yang sama," katanya.
Ratas tersebut dihadiri oleh Wakil Presiden, Boediono dan menteri-menteri terkait. Tampak di Kantor Presiden, Menteri Hukum dan Ham Amir Syamsuddin; Kapolri Jenderal Timur Pradopo; Panglima TNI Agus Suhartono; Jaksa Agung Basrief Arief; Kepala BIN Marciano Norman, Menteri Agama Suryadharma Ali; Menteri Dalam Negeri Gamawan Fauzi; Menteri Sekretaris Negara Sudi Silalahi; dan Sekretaris Kabinet Dipo Alam.