REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Perbedaan ideologi disinyalir menjadi penyebab pecahnya konflik di Sampang, Madura. Namun begitu, bukan berarti perbedaan ideologi bisa jadi alasan menghilangkan nyawa seseorang.
Mantan Wakil Presiden, Jusuf Kalla, mengatakan ada dua hal yang perlu dilakukan untuk meredam konflik beragama tersebut. "Yang pertama, jangan jadikan perbedaan ideologi sebagai alasan untuk saling membunuh," ujarnya saat ditemui usai Halal Bihalal di Kantor Palang Merah Indonesia (PMI), Gatot Subroto, Jakarta, Selasa (28/8).
Seandainya pun ada aliran keagamaan yang melenceng, bisa diluruskan dengan cara damai, seperti lewat dakwah.
Menurut Kalla harus ada ketegasan dari aparat keamanan agar konflik serupa tidak terulang. Pasalnya bukan kali ini saja, penyerangan berbasis perbedaan cara pandang beragama terjadi di Indonesia. "Untuk itu, upaya kedua adalah siapapun yang bersalah harus dihukum," ucapnya tegas.
Seperti diberitakan sebelumnya, pada Ahad (26/8) pagi, terjadi penyerangan terhadap muslim Syiah di Sampang. Akibatnya seorang warga bernama Hamamah tewas, enam orang terluka, dan sekitar 37 rumah dibakar. Sebanyak 185 muslim Syiah tersebut hingga kini masih meengungsi di GOR Wijaya Kusuma, Sampang.