REPUBLIKA.CO.ID,PURWOKERTO -- Kekeringan yang terjadi di wikayah Jateng Selatan bagian Barat, semakin meluas. Dampak kekeringan tak hanya dirasakan sebagian warga karena kesulitan mendapat air bersih, tapi juga banyak lahan pertanian yang puso akibat kesulitan mendapatkan air.
Berdasarkan data Laboratorium Pengamatan Hama dan Penyakit Tanaman (LPHP) Dinas Pertanian Jateng wilayah Banyumas, lahan pertanian yang mengalami puso akibat kekeringan saat ini sudah mencapai 1.370 hektare. Tanaman yang mengalami puso, meliputi tanaman padi, jagung dan kacang tanah.
Berdasarkan data tersebut diungkapkan, jika pada awal Agustus 2012 lalu kawasan pertanian yang kekeringan mencapai luas 10 ribu hektare, maka saat ini telah mencapai 11 ribu hektare lebih. Dari seluruh luas lahan tersebut, ada yang yang masuk kategori kekeringan ringan, sedang, berat dan puso.
Kepala LPHP Banyumas Tri Gunawan menyatakan, dampak kekeringan yang terjadi di wilayah Jateng selatan bagian barat, memang semakin luas jika dibandingkan dengan awal bulan Agustus. ''Penyebabnya adalah hujan yang masih belum turun,'' katanya, Kamis (30/8).
Dampak kekeringan paling parah, terjadi di wilayah Kabupaten Cilacap. Lahan pertanian yang mengalami dampak kekeringan di wilayah ini, mencapai 8.621 ha dengan luas lahan yang puso mencapai 1.176 ha.
Sementara di Kabupaten Purbalingga, luas lahan pertanian yang mengalami dampak kekeringan mencapai 1.306 ha dan 86 ha diantaranya mengalami puso. Di Kabupaten Banyumas, luas lahan yang kekeringan sekitar 872 ha, dengan 108 ha di antaranya puso. Sedangkan di Kabupaten Banjarnegara ada 303 ha lahan pertanian yang kekeringan, namun tidak sampai puso.