REPUBLIKA.CO.ID, OTTAWA – Ibukota Kanada, Ottawa, memiliki delapan masjid. Dari kejauhan, tidak terdengar suara azan dari kedelapan masjid tersebut. Walau demikian, Muslim Kanada mafhum dengan kondisi ini.
Presiden Asosiasi Muslim Ottawa, Mohamed Ghadban, mengungkapkan sebenarnya ada satu masjid yang memiliki menara untuk mengkumandangkan azan.
Namun, menara itu tidak pernah digunakan. "Tapi kita harus menghormati masyarakat setempat. Karena, negara ini bukan negara Islam," kata dia seperti dilansir Ottawa Citizen, Selasa (4/9).
Pemerintah Kota Ottawa sendiri melarang kumandang azan dengan pengeras suara. Akan tetapi, hal itu tidak berlaku pada lonceng gereja.
Bagi Muslim Ottawa, azan yang berkumandang dari masjid merupakan penanda yang memudahkan mereka tahu waktu shalat telah tiba.
Namun, mereka sadar itu tidaklah mungkin dilakukan. Itulah mengapa Muslim Ottawa menggunakan aplikasi ponsel untuk mengetahui jadwal shalat. "Iya, saya mendengar azan, tapi sebatas wilayah masjid saja," ungkap Amira Elmi, seorang analis kebijakan.
Ia sendiri mengaku kesulitan ketika berada jauh dari masjid. Karena itu, ia sangat bergantung pada teknologi untuk mengetahui waktu shalat.
Menurut Direktur Eksekutif Islam Care Center, Omar Mahfoudhi, saat ini aplikasi ponsel merupakan solusi masalah azan. Hal itu untuk menghindari pelanggaran dari aturan yang telah ditetapkan. "Saya sendiri kadang meminta bantuan istri untuk mengingatkan waktu shalat telah tiba melalui panggilan telepon," kata dia.