REPUBLIKA.CO.ID, SAMPANG - Keluhan disampaikan warga Syiah di pengungsian yang menjadi korban tragedi kemanusiaan di Sampang, Madura, Jawa Timur. Keluhannya adalah soal distribusi makanan yang sering terlambat. "Sudah tiga hari ini, makanan yang didistribusikan kepada kami sering terlambat," kata Ketua Jamaah Syiah Sampang, Iklil Almilal, Rabu (5/9).
Ia mencontohkan, jatah makan pada Rabu (5/9) siang terlambat datang sekitar satu jam lebih yang seharusnya pukul 12.00 WIB. Namun, hingga pukul 13.00 WIB belum datang. Tidak hanya itu, hal yang juga dikeluhkan pengungsi, karena jatah nasi kurang masak atau mentah, sehingga sempat menyebabkan beberapa orang pengungsi mengalami sakit perut.
"Yang mentah itu kemarin (4/9). Kalau tadi (5/9), nasinya masak. Mungkin petugas masaknya buru-buru," kata Iklil.
Ia menjelaskan, keluhan keterlambatan jatah makan kepada para pengungsi yang kini tinggal di gedung olahraga (GOR) Wijaya Kusuma, itu telah disampaikan kepada petugas sejak hari pertama. "Tapi entah mengapa, jatah makan siang ini (5/9) tetap terlambat," katanya menjelaskan.
Secara terpisah, Kepala Dinas Sosial Tenaga Kerja dan Transmigrasi (Dinsosnaketrans) Sampang, Malik Amrullah mengakui, pihaknya memang telah menerima keluhan para pengungsi itu. Ia menjelaskan, hal itu terjadi karena kendala teknis, yakni sebagian petugas masih ada yang membeli kebutuhan pokok bagi para pengungsi.
"Kendalanya sangat manusiawi. Tapi saya sudah koordinasi langsung dengan petugas teknis agar semaksimal mungkin diupayakan distribusi makanan tidak terlambat," kata Malik.
Malik juga berterima kasih atas semua masukan dan kritik yang membangun yang disampaikan pengungsi agar kinerja pemkab dalam memberikan pelayanan juga akan lebih optimal. Terkait persediaan air minum yang sebelumnya juga sempat dikeluhkan pengungsi, ia mengatakan persediaan saat ini sudah lancar, karena pihaknya menyediakan galon besar di lokasi penampungan.