REPUBLIKA.CO.ID, TOKYO--Kepala perusahaan listrik swasta pemilik PLTN Fukushima, Kamis (6/9), menyatakan masih meyakini bahwa nuklir mesti menjadi bagian beragam sumber energi negara. Pernyataan itu ia lontarkan meski pemerintah atau masyarakat berpandangan berbeda.
Presiden Tokyo Electrik Power Co, Naomi Hirose, mengakui salah satu alasan perusahaannya tak mampu berinvestasi dalam energi alternatif sejak krisis akibat hantaman gempa-tsunami tahun lalu. Pasalnya, keuangan perusahaan tergerus besar setelah harus mengatasi kerusakan di PLTN Fukushima no 1 yang menyebabkan kebocoran radioaktif hingga berbulan-bulan.
Tak hanya itu, Tepco juga terganjal serius dengan kompensasi besar yang harus dibayar dan ongkos pembersihan setelah krisis nuklir usai. Perusahaan itu pun dinasionalisasi pada Juli setelah menerima dana talangan publik sebesar 39 milyar dolar.
Sebelum bencana terjadi pada 11 Maret tahun lalu, perusahaan telah berupaya melakukan diversifikasi energi. Tepco sempat berinvestasi dalam pembangkit bertenaga surya berkemampuan megavolt juga membangun lebih dari puluhan kincir angin di penjuru negara dengan rekanannya, Eurus Energy Holdings Corp. Namun, upaya itu sepertinya harus jalan di tempat, jikalau tidak berhenti.