REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Musim kemarau yang berkepanjangan dan terjadi di hampir sebagian besar wilayah di Indonesia, menjadikan cadangan air di sejumlah waduk menyusut.
Rilis Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) yang diterima Republika, Jumat (7/9), berdasarkan pemantauan Kementerian PU terhadap 71 waduk yang tersebar di Indonesia, hingga akhir Agustus 2012, hanya 19 waduk yang kondisinya normal.
''Selebihnya, terdapat 42 waduk dalam kondisi waspada, dan 10 waduk sudah kering, ujar Sutopo Purwo Nugroho Kepala Pusat Data, Informasi dan Humas BNPB.
Menurutnya, kondisi muka air waduk normal jika elevasi aktual lebih besar dari normal. Sedangkan waduk dikatakan waspada jika volume aktual kurang dari normal tetapi lebih besar daripada siaga kekeringan. Sedangkan kering jika elevasi aktual lebih rendah daripada elevasi siaga kekeringan.
Tiga waduk besar di Jawa Barat, saat ini kondisinya waspada yaitu Saguling, Cirata dan Jatiluhur. Kondisinya adalah terdapat selisih 187,66 juta meter kubik dari normalnya. Hal yang sama juga terjadi di Jawa Tengah, yakni di waduk Wonogiri, Cacaban, Rawapening, Gembong, Sudirman. Di Jawa Tengah terdapat 9 waduk normal, 20 waspada, dan 8 kering. Waduk Sermo di DIY juga waspada. Demikian pula waduk Lahor, Sutami dan Bening mengalami waspada.
Sedangkan di Jawa Timur, total ada 7 normal, 13 waspada, 10 yang kering. Sepuluh waduk yang kering adalah Krisak, Plumbon, kedungguling, Nawangan, Ngancar, Delingan, Gebyar, Botok, Prijelan, Gerogak. Sedangkan di Bali dari lima waduk yang ada, empat waspada dan satu kering.