REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Direktur Utama Perum Bulog Sutarto Alimoeso menegaskan hingga saat ini belum ada beras impor dari Kamboja yang masuk ke tanah air.
Menurutnya, kesepakatan impor beras yang disepakati oleh Menteri Perdagangan Gita Wirjawan dan Menteri Perdagangan Kamboja Cham Prasidh 28 Agustus lalu baru dalam tataran nota kesepahaman (Memorandum of Understanding/MoU)
"Prinsipnya hanya MoU, bukan kontrak," ujar Sutarto dalam rapat dengar pendapat antara Komisi IV DPR RI dengan Perum Bulog tentang RKA-K/L dan RKP-K/L Tahun 2013 di Ruang Rapat Komisi IV DPR RI, Kompleks Parlemen Senayan Jakarta, Senin (10/9).
Menurut Sutarto, dengan adanya MoU tersebut bukan berarti Bulog telah melakukan kontrak impor. Penegasan ini disampaikan oleh Sutarto menjawab pertanyaan salah satu Anggota Komisi IV DPR RI dari Fraksi PDIP Ian Siagian terkait impor beras 100 ribu ton dari Kamboja.
Ian menagih pernyataan Sutarto yang menyebut Bulog tidak akan melakukan impor pada 2012 dalam rapat kerja medio Juni silam.
Seperti diberitakan sebelumnya, Pemerintah Indonesia sepakat untuk membeli beras dari Kamboja dengan volume mencapai 100 ribu ton untuk jangka waktu lima tahun ke depan. Sebagai imbal baliknya, Kamboja akan melakukan importasi pupuk maupun peralatan pertanian seperti traktor dan penggilingan gabah dari tanah air.