REPUBLIKA.CO.ID, Keluarga dari lebih 30 jurnalis yang tewas dalam apa yang dianggap sebagai pembantaian politik terburuk di Filipina telah mengimbau PBB agar memastikan keadilan bagi para korban. Sekitar57 orang tewas dalam pembantaian di Magingdanao November 2009.
Sepucuk surat dari keluarga para jurnalis yang dibunuh itu telah diserahkan ke Majelis Umum PBB di New York oleh Persatuan Nasional Jurnalis yang berbasis di Manila. Pihak keluarga meminta agar PBB memonitor kasus itu dan membantu mempercepat proses peradilan.
Surat itu mengemukakan lambannya proses peradilan atas hampir 200 tersangka dan kegagalan pihak berwenang untuk menangkap hampir 100 tersangka lainnya yang masih buron.
Tiga saksi penting telah dibunuh dan keluarga para korban mengatakan, mereka mendapat gangguan dari kelompok-kelompok dan individu tak dikenal. Sebuah klan politik yang sangat berpengaruh di Filipina selatan telah dituduh mendalangi pembunuhan itu.