REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA - Pembuat film benada "anti-Islam", Sam Bacile menganggap filmnya yang berjudul , "Innocence of Muslims," merupakan sebuah film politik dan bukan film agama. "Film ini adalah film politik. Bukan film agama," ujarnya kepada Wall Street Journal Selasa (11/9) waktu setempat.
Bacile tidak menampik film ini merupakan refleksi atas pandanganya terhadap Islam. Bagi Bacile "Islam adalah kanker" dan ditudingnya sebagai agama pembenci, demikian saat diwawancarai melalui telepon. (Baca: Produser Film Penista Nabi Membenci Islam)
Bacile berkata telah memposting trailer dari film buatannya di YouTube sejak awal Juli. Film itu sempat lolos dari perhatian, hingga baru baru ini diketahui oleh seorang aktivis.
Film ini menuai protes di sejumlah negara seperti Mesir dan Libya. Aksi demo di Mesir sempat diwarnai pembakaran Bendera AS. Sementara itu, demo di Libya akhirnya berujung bentrokan.
Akibatnya, seorang staff konsulat AS untuk Libya tewas dan seorang petugas keamanan terluka. Departemen Luar Negeri AS pada Selasa (12/9) mengecam serangan tersebut. (Baca: Deplu AS: Kami Diserang Kelompok Fanatik)
Para demonstran menilai film tersebut telah menghina Islam dan Nabi Muhammad SAW. Mereka juga mendesak AS untuk segera minta maaf kepada kaum Muslim atas peluncuran film itu.
Film ini juga mendapat kecaman dari organisasi dan lembaga Kristen di Mesir. Mereka ikut menghimbau warga untuk menentang pembuatan film tersebut.