Ahad 16 Sep 2012 17:47 WIB

Mufti Saudi: Penyerangan Kedubes AS tidak Islami

Rep: Devi Anggraini Oktavika/ Red: Dewi Mardiani
Film anti-Islam yang memantik kemarahan Muslim dunia
Foto: article.wn.com
Film anti-Islam yang memantik kemarahan Muslim dunia

REPUBLIKA.CO.ID, RIYADH - Mufti besar Arab Saudi, pada Sabtu (15/9), mengecam serangan terhadap diplomat dan kedutaan AS. Otoritas keagamaan tertinggi di negara kelahiran Islam itu menyebut tindakan penyerangan itu sebagai aksi yang tidak islami.

Sheikh Abdulaziz bin Abdullah al-Sheikh juga meminta pemerintah dan badan-badan internasional untuk mengeriminalisasi penghinaan terhadap nabi dan mengkritik film yang telahmemicu gelombang kemarahan di seluruh Timur Tengah itu.

"Adalah halyang dilarang untuk menghukum orang yang tidak bersalah atas kejahatan orang-orang yang bersalah, atau untuk menyerang orang-orang yang telah diberikan perlindungan atas kehidupan dan harta benda mereka, atau untuk menyebabakan bangunan publik terbakar atau hancur," katanya dalam pidato yang disiarkan kantor berita negara SPA.

Menggambarkan rilis film pendek yang disebutnya menyedihkan dan kriminal, al-Sheikh menambahkan bahwa serangan terhadap orang yang tidak bersalah dan diplomat juga merupakan distorsi agama Islam. “Tidak diterima Allah,” tegasnya.

Sedikitnya sembilan orang tewas setelah waktu salat Jumat dalam demonstrasi di seluruh Timur Tengah. Washington mengirim pasukan tambahan untuk menjaga kedutaannya setelah duta besar AS dan tiga orang Amerika lainnya tewas dalam serangan terhadap sebuah misi AS di Libya pada Selasa (11/9).

Kekerasan yang dipicu kemarahan terhadap film “Innocence of Muslims” itu telah menyebar ke Mesir, Lebanon, Tunisia, Sudan, Yaman, dan negara lain. Sejauh ini, belum ada laporan demonstrasi anti-Amerika di Arab Saudi. Arab Saudi merupakan sekutu kunci Amerika Serikat di Arab dan negara yang memegang pengaruh signifikan dengan lebih dari 1,6 miliar muslim di dunia melalui perwalian atas Makkah dan Madinah.

sumber : Reuters
BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement