Assalaamu alaikum wa rahmatullaahi wa barkaatuhu.
Ada kesedihan hatiku setiap ada kesempatan membuka tulisan hikmah di Republika Online ini.
Aku belum bisa menjawab pertanyaan kalian, aku belum bisa maksimal "nongkrong" di depan komputer, kusempatkan melihat kalau sudah diperjalanan dalam mobil, itupun kadang dengan sinyal turun naik. Maafkan aku sahabatku, aku selalu ikhtiar sendiri dengan hikmah ini, tidak pernah tulisan dari orang lain.
Aku harus membagi waktu yang sebentar dan akan berakhir di dunia ini. Untuk keluargaku dengan dua bidadariku, tiga putra dan dua putriku, anak-anak yatim piatuku, harakah dakwah. Ikhtiarku dari mengurus bengkel, impor kain, batu bara dan sebagainya, aku dagang sahabatku... aku harus ceriterakan ini agar kalian faham keadaan sahabatmu ini, walaupun demikian aku terus berikhtiar untuk memperhatikan kalian dengan segala kekurangan dan kesalahanku.
Maafkan aku... sahabatku.,