Selasa 18 Sep 2012 21:14 WIB

Nelayan Cilacap Panen Ubur-ubur Hanya Sepekan

Rep: Eko Widiyanto/ Red: Chairul Akhmad
Ubur-ubur (ilustrasi).
Foto: blogspot.com
Ubur-ubur (ilustrasi).

REPUBLIKA.CO.ID, CILACAP – Panen ubur-ubur yang dialami nelayan Cilacap tahun ini, ternyata sangat pendek. Panen raya hanya dirasakan selama sepekan.

Dan sejak tiga hari terakhir, hewan laut yang biasanya menjadi komoditas yang ekspor ini, tiba-tiba menghilang dari perairan laut selatan.

''Sudah sejak tiga terakhir ini, ubur-ubur seperti pergi dari perairan pantai selatan. Kalau begini, maka musim panen ubur-ubur tahun ini hanya berlangsung hanya sepekan, jauh lebih singkat dibanding tahun lalu yang bisa mencapai dua pekan,'' kata Sanusi, seorang nelayan, saat ditemui di Pelabuhan Perikanan Samudra Cilacap (PPSC), Selasa (18/9).

Dia mengakui, keberadaan ubur-ubur di perairan pantai selatan ini memang tidak menghilang seluruhnya. Nelayan yang melaut sejak pagi hingga siang hari, masih bisa mendapatkan ubur-ubur sekitar 5 kwintal hingga 1 ton.

Namun menurutnya, jumlah ini menurun drastis dibanding hasil tangkapan tiga hari sebelumnya. ''Saat itu, kami bisa mendapat ubur-ubur 5 hingga 6 ton dalam sekali melaut,'' jelasnya.

Yang disesali petani, ubur-ubur itu seperti menghilang justru saat harga ubur-ubur sedang mulai membaik. Ketika ubur-ubur hasil tangkapan nelayan masih melimpah, penampung hanya menghargai Rp 700 per kg. Sedangkan saat ini, harga mulai membaik menjadi Rp 900 per kg.

Sanusi menyebutkan, menghilangnya ubur-ubur dari perairan Cilacap, disebabkan terjadinya perubahan suhu udara di kawasan selatan Pulau Jawa. Menurutnya, ketika temperatur udara cukup dingin akibat kemarau yang sedang mencapai puncaknya, ubur-ubur itu seperti mendekati pesisir.

''Saat ini, suhu udara mulai terasa panas dan lembab. Sepertinya, saat ini sudah mulai memasuki pancaroba. Karena suhu udara di daratan mulai terasa panas, maka ubur-ubur ini kembali menjauh dari pesisir,'' jelasnya.

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement