REPUBLIKA.CO.ID, BAKAUHENI -- Sebanyak 35 orang penyelam dikerahkan untuk mencari dan mengevakuasi korban Kapal Motor Penumpang (KMP) Bahuga Jaya. KMP tenggelam di perairan sekitar Pulau Rimau Balak, atau empat mil dari Pelabuhan Bakauheni, Lampung Selatan, Rabu (26/9) subuh kemarin.
"Tim penyelam itu berasal dari Badan SAR Nasional, Dinas Perhubungan Provinsi Lampung, dan Denjaka Korps Marinir," kata Kepala Kantor SAR Lampung, Saidar R Jaya, di Bakauheni, Lampung Selatan, Kamis (27/9).
Ia menyebutkan, pihaknya telah menemukan titik lokasi tenggelamnya KMP Bahuga Jaya yang ditabrak kapal tanker berbendera Singapura. Namun titik lokasi tenggelam kapal tersebut bisa saja berubah mengingat cuaca dan kemungkinan kapal bisa bergeser setiap jam.
"Koordinat lokasi tenggelamnya kapal bisa saja melebar," imbuhnya.
Dijelaskan Saidar, pihaknya akan melihat kondisi lapangan, seperti faktor cuaca atau gelombang serta pergeseran lokasi tenggelamnya kapal nahas tersebut. Survei itu dilakukan menanggapi kemungkinan penyelam gagal ke titik lokasi mengingat kedalaman tenggelamnya kapal yang mencapai sekitar 50 meter.
Secara terpisah Deputi Operasional Basarnas Mayor Jenderal Hadi Lukmono mengatakan teknis pencarian korban, yakni dengan mencari tempat tenggelamnya kapal feri tersebut. Kemudian memasang tali menuju ke bawah tempat lokasi KMP Bahuga tenggelam.
Terkait belum dilakukan evakuasi pada Rabu kemarin, Hadi menjelaskan kondisi cuaca buruk di perairan Selat Sunda yang menyebabkan evakuasi korban tidak dilakukan. "Mudah-mudahan hari ini cuaca bagus dan arusnya tenang sehingga tim evakuasi dapat melaksanakan tugasnya," selorohnya.
Lebih lanjut Hadi mengatakan kedalaman air laut tenggelamnya kapal tersebut sekitar 50 meter dan diperkirakan ada korban lain di KMP Bahuga Jaya. "Korban yang telah dievakuasi sebanyak 214 orang dan tujuh orang dipastikan meninggal dunia," ujarnya menandaskan.