REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA--Tawuran antarpelajar kian marah hingga menyebabkan beberapa siswa terluka dan bahkan tewas. Untuk mengantisipasi bentrokan antar pelajar, Kepolisian Pademangan mengaku memiliki beberapa cara yang efektif. Salah satunya melakukan patroli pada jam rawan tawuran.
Kompol Susatyo Purnomo Condro, Kepala Kepolisian Sektor Pademangan, mengatakan waktu rawan tawuran antar pelajar tersebut pada pukul 12.00 hingga 15.00. Patroli ini dinilai menjadi cara yang efektif untuk menghindari tawuran.
Selain itu, Kepolisian Pademangan juga akan menggelar Operasi Wiyata di sekolah-sekolah. Operasi ini digelar dengan memberikan penyuluhan-penyuluhan dan penjelasan. Menurutnya, operasi ini dapat diberikan ketika ospek.
Pendekatan tidak hanya dilakukan di sekolah, namun juga pada keluarga dan lingkungan para pelajar. Kegiatan ini dilakukan dengan menggelar Polisi Mitra Keluarga.
Susatyo mengatakan operasi ini dapat dilakukan dengan berkoordinasi ke RT atau keluarga. "Kalau ada tindakan aneh dan mencurigakan dari anak, keluarga dapat menghubungi kami. Kami akan mengingatkan," katanya.
Yang terakhir yakni akan menerjunkan satu polisi di setiap sekolah di wilayah Pademangan. Polisi yang akan ditempatkan di tiap sekolah disebut Brigadir Pembina Sekolah.
Cara-cara ini sudah dilakukan oleh Kepolisian Pademangan selama enam bulan dan dinilai cukup efektif. "Biasanya tawuran terjadi saat bulan Ramadhan, tapi tahun ini tidak ada tawuran," ungkapnya.