Ahad 30 Sep 2012 23:59 WIB

Turki Jadi Model Bagi Negara Muslim

Rep: Devi Anggraini Oktavika/ Red: M Irwan Ariefyanto
Turki dan Uni Eropa
Foto: changingturkey.com
Turki dan Uni Eropa

REPUBLIKA.CO.ID,ANKARA -- Perdana Menteri Turki Recep Tayyip Erdogan mengatakan, era kudeta militer di Turki telah berakhir. Ia pun menegaskan, negaranya merupakan model bagi negara-negara Muslim lainnya. ”Era kudeta tak akan kembali lagi,” kata Erdogan di hadapan ribuan orang peserta kongres Partai Keadilan dan Pembangunan (AKP), termasuk Presiden Mesir Mohammed Mursi, di Ankara, Ahad (30/9).

Ini menandai pula sepuluh tahun keberhasilannya di pemerintahan dengan catatan pertumbuhan ekonomi yang baik serta semakin berpengaruhnya Turki di kawasannya.

Ia menambahkan, sebagai model, Turki memberikan kesempatan demokrasi berkembang. Peserta bertepuk tangan menyambut pernyataan Erdogan, bahkan ada yang menitikkan air mata.

Erdogan telah dikenal dengan perjuangannya membesarkan AKP. Ia memimpin partai sejak dibentuk pada 2001 dan diharapkan kelak mampu bersaing dalam pemilu presiden 2014. Dalam kongres ini, ia akan mendeklarasikan kader pemimpin yang kelak menakhodai partai untuk mewarnai politik di Turki pada tahun-tahun mendatang.

Numan Kurtulmus yang pernah memimpin sebuah partai Islam kecil dan bergabung dengan AKP pekan lalu kemungkinan akan menempati salah satu posisi kunci di AKP. Erdogan mengatakan, ia ingin mengubah sistem politik Turki menjadi sistem presidensial seperti yang dijalankan AS. Para pengamat berpendapat, Erdogan bisa menyerahkan kendali partai pada seorang kawan terpercaya dan mempertahankan kontrol atas partai dan pemerintahan.

Peneliti Organisasi Riset Strategis Internasional Mehmet Yegin mengatakan, keberhasilan partai berkuasa Turki menjadi inspirasi bagi negara lain di kawasan. “Rekor ekonomi partai (AKP) memikat negara-negara itu,” kata Yegin. AKP yang lahir dari gerakan Islam Turki meraih kekuasaan pada 2002 di tengah krisis ekonomi yang melanda negara. Partai tersebut berhasil memenangkan pemilu dengan margin memerintah pada 2007 dan 2011. Partai tersebut mempertahankan sistem politik sekuler Turki yang telah melancarkan tiga kudeta sejak 1960-an dan memaksa pemerintahan Islam turun pada 1997. Dari situ, Turki kerap disebut sebagai model koeksistensi Islam dan demokrasi.

Menurut harian Turki Todays Zaman, delegasi kongres akan memilih daftar 50 anggota Badan Administrasi dan Keputusan Pusat yang mengelola partai. Kemungkinan tak akan ada kesulitan dalam tahap ini. Erdogan kelak memutuskan 16 dari 50 nama itu sebagai anggota dewan eksekutif pusat. Sepekan setelah kongres, ia akan menetapkan siapa saja yang duduk di posisi wakil ketua. Dari sini, akan diketahui apakah nantinya AKP bersikap kompromi atau sebaliknya. Bila Numan Kurtulmus yang terpilih, AKP akan terbiasa berkompromi karena ia dikenal sebagai sosok yang selalu melakukan tawar-menawar dan mencari jalan untuk kompromi

sumber : ap, reuters
Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement